bakabar.com, PARINGIN - Ketua DPRD Balangan menghadiri Festival ‘Bagarakan Sahur’ atau membangunkan warga di bulan Ramadan agar bangun untuk makan sahur.
Kegiatan ini juga diikuti belasan kelompok dari berbagai kecamatan.
Turut memeriahkan festival ini, Bupati Balangan H Abdul Hadi, Kapolres AKBP Riza Muttaqin, Ketua DPRD Ahsani Fauzan beserta stakeholder untuk bersama menyaksikan.
Ahsani Fauzan mengapresiasi kegiatan ini, menurutnya ‘Bagarakan Sahur’ mampu menambah kemeriahan bulan Ramadan.
“Alhamdulillah kita dapat berhadir di kegiatan ini, tentunya kegiatan ini sangat bagus,” tutur Ahsani Fauzan.
Politisi dari Partai Golkar ini, mengharapkan acara berjalan dengan lancar dan kondusif, jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh norma dan aturan.
“Misalnya usai kegiatan ini, kumpul-kumpul mabuk-mabukan dan kegiatan melanggar norma dan aturan sebaiknya dihindari,” imbaunya.
Sementara Bupati Balangan Abdul Hadi mendesak para kreator seni membangun orang untuk bersahur atau ‘Bagarakan Sahur’ untuk masyarakat yang lebih kreatif agar mau menerima panggilan sahur yang dilantangkan.
“Saya tertekan kepada para kreator seni Bagarakan Sahur jangan terlalu berharap masyarakat mau menerima panggilan sahur yang kalian lantangkan, tetapi berusahalah sekreatif mungkin untuk membuat panggilan sahur yang dapat diterima masyarakat,” kata Bupati Abdul Hadi saat membuka acara Festival Bagarakan Sahur di Paringin, Selasa (11/4/2023)
Bupati berpesan jangan berpuas diri jika suara-suara yang kalian lantunkan saat dini hari itu hanya membangunkan orang untuk menyiapkan makan sahur, apalagi kalau sampai dianggap sebagai sebuah kebisingan.
Bupati melanjutkan tetapi berusahalah agar masyarakat yang mendengar merasa terhibur, merindukan dan mengisyaratkan-nantikan bunyi yang kalian hasilkan dalam membangun orang untuk bersahur.
Abdul menuturkan kalau hal tersebut sudah dilakukan, itulah kreativitas yang benar-benar diharapkan untuk pengelolaan tradisi Bagarakan Sahur di banua ini.
“Dengan banyaknya tradisi kita dalam mengisi bulan Ramadhan, itu artinya bulan Ramadhan itu bukan semata mata masalah religi saja tapi juga memiliki banyak sisi lainnya terutama juga memiliki sisi festival,” ungkapnya.
Bupati menambahkan dalam mengembangkan kreativitas ini ada yang menikmatinya, tetapi ada juga yang merasa perkembangan tersebut justru jadi kurang pas hingga menimbulkan pro dan kontra, karena wajar terjadi dalam setiap perubahan ataupun kelahiran hal yang baru.