bakabar.com, BANJARMASIN - Kabar Manchester United dijual menarik dua brand top dunia membelinya. Raksasa teknologi, Apple, dan brand fesyen Zara, diklaim siap mengakusisi The Red Devils.
MU resmi menyatakan siap mencari investor atau pembeli saham klub beberapa hari lalu. Keluarga Glazer siap mencari alternatif strategis baru bagi klub, yang memang sudah lama didesak mundur dari kepemilikannya.
"Sebagai bagian dari proses ini, Dewan akan mempertimbangkan semua alternatif strategis, termasuk investasi baru ke dalam klub, penjualan, atau transaksi lain yang melibatkan Perusahaan. Ini akan mencakup penilaian terhadap beberapa inisiatif untuk memperkuat klub, termasuk pembangunan kembali stadion dan infrastruktur, dan perluasan operasi komersial klub dalam skala global, masing-masing dalam konteks meningkatkan kesuksesan jangka panjang pria, wanita, dan akademi klub," bunyi pernyataan resmi Manchester United.
Dijualnya saham MU membuat beberapa pihak tertarik. Salah satunya adalah Apple, raksasa teknologi asal AS.
Apple sendiri merupakan raksasa di bidang teknologi. Perusahaan yang dibangun Steve Jobs itu bernilai 2.389 triliun USD atau Rp 37,4 kuadriliun. Angkanya berkali-kali lipat dari valuasi Manchester United yang 'hanya' bernilai 3,75 miliar paun atau sekitar Rp 69,94 triliun.
Baca Juga: Resmi, Manchester United Dijual!
Tak cuma Apple, raksasa lainnya yang dikabarkan tertarik membeli MU adalah Zara. Pemilik merek fashion dari Spanyol itu, Amancio Ortega, dikabarkan juga ingin mengakuisisi raksasa Liga Inggris itu.
Ortega kabarnya sudah menghubungi senior eksekutif MU untuk menyatakan ketertarikannya.
Ortega sendiri merupakan pemilik 59 persen saham Inditex, induk produsen pakaian ternama seperti Zara, Bershka dan Pull & Bear. Ortega sendiri masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia, yang ditaksir punya harta sebesar 59,6 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 923 triliun.
Keluarga Glazer sendiri sudah lama didesak suporter runtuk melepas kepemilikannya di Manchester United. Keluarga pengusaha asal Amerika Serikat itu menguasai klub sejak 2005, dan dinilai tak membawa banyak perkembangan bagi klub selain mengeruk pundi-pundi uangnya.