bakabar.com, BANJARMASIN – Wakapolda Kalsel Brigjen Pol. Mohamad Agung Budijono bersama Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor memimpin demonstrasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dilaksanakan di Guntung Damar Banjarbaru, Jumat (7/8) pukul 08.30 Wita.
Simulasi Karhutla yang digelar ini adalah antisipasi TNI-Polri dan instansi terkait lainnya apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Selatan.
Tim Gabungan sudah bersiaga menghadapi musibah tahunan ini di Kalsel, khususnya di daerah Guntung Damar sekitar lokasi Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru selalu terbakar di musim kemarau.
Wakapolda Kalsel pun berharap masyarakat turut membantu mencegah kebakaran dengan tidak membuang puntung rokok dan membakar sampah sembarangan.
Sebelum dilakukannya simulasi, lebih dulu dilaksanakan Apel dengan peserta Denzipur 8/GM dan Kodim 1006 Martapura, Sat Samapta Polres Banjarbaru, Manggala Agni Kalsel, BPBD Provinsi Kalsel dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel.
Dalam sambutannya Wakapolda Kalsel Brigjen Pol Mohamad Agung Budijono menuturkan, di tengah upaya percepatan penanganan Covid-19 saat ini, seluruh stakeholder di Indonesia khususnya di Provinsi Kalsel juga bersiap mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Hal itu dilakukan seiring dengan penetapan siaga darurat bencana kabut asap dan Karhutla yang tertuang melalui Surat Keputusan Gubernur Kalsel Nomor 188.44/0487/kum/2020 tertanggal 29 Juni 2020.
Mendasari hal tersebut Polda Kalsel kemudian melaksanakan Operasi Kepolisian Kontijensi "Karhutla Intan - 2020" yang dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 30 November 2020.
Menurutnya, sebagai upaya bersama dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla, maka digelar Simulasi Pemadaman Karhutla dengan tujuan mewujudkan kesiapsiagaan dalam menghadapi serta mencegah Karhutla di semua lokasi yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, juga untuk meningkatkan kerjasama dan sinergitas dalam rangka penanggulangan Karhutla secara proporsional dan professional.
"Kita ketahui bersama bahwa sebagian wilayah Kalimantan Selatan dipenuhi ekosistem lahan gambut yang rentan terbakar bilamana musim kemarau tiba. Tingkat kesulitan yang cukup tinggi dihadapi para anggota pemadam di lapangan dalam penanggulangan kebakaran di lahan gambut. Tercatat dalam Aplikasi Bekantan Polda Kalsel sejak bulan Januari 2020 telah ada 99 hotspot di wilayah Kalimantan Selatan," terang Wakapolda Kalsel.
Wakapolda pun meyakini manakala seluruh stakeholder baik dari Pemerintah Daerah, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Perusahaan serta dari seluruh lapisan masyarakat terkait bisa bersinergi, sarana prasarana sudah teruji serta simulasi (pemadaman Karhutla) seperti yang dilaksanakan saat ini pada saat penerapannya dapat terlaksana secara maksimal.
Tentunya upaya dalam mengantisipasi ancaman kebakaran hutan dan lahan tahun ini, kata Wakapolda Kalsel, jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, karena pada saat yang bersamaan juga sedang dihadapkan dengan permasalahan Pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
"Untuk itu pada kesempatan ini Saya mengingatkan, agar senantiasa tetap mengutamakan menjaga keselamatan diri pada saat melakukan pemadaman titik api, Kita juga harus menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Virus Covid-19. Jangan sampai niat dan usaha baik Kita dalam menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan, justru malah menjadi boomerang bagi Kita apabila tidak menerapkan protokol kesehatan dalam setiap pelaksanaan kegiatan," tutup Wakapolda Kalsel Brigjen Pol Mohamad Agung Budijono.
Sementara itu, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa simulasi ini akan meningkatkan soliditas dan sinergitas sekaligus kesiapan untuk cepat tanggap dan bergerak cepat dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lambung Mangkurat, sebab kebakaran hutan dan lahan merupakan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan bangsa.
"Hampir setiap musim kemarau tiba sejumlah daerah akan menghadapi masalah kebakaran hutan dan lahan khususnya Provinsi Kalimantan Selatan, bila hutan dan lahan terbakar maka dampaknya bukan hanya menimbulkan permasalahan lingkungan tetapi juga mengakibatkan gangguan kesehatan, hambatan transportasi serta kerusakan lingkungan," ucap H Sahbirin Noor.
Gubernur Kalsel yang akrab disapa Paman Birin ini pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memelihara hutan dan lahan dari kebakaran karena sesungguhnya hutan adalah paru-paru dunia sehingga jangan biarkan hutan khususnya di Kalsel terbakar karena itu sama saja dengan membiarkan kerusakan lingkungan.
Editor: Muhammad Bulkini