bakabar.com, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Golkar, Maman Abdurrahman menolak kebijakan PLN untuk beralih dari kompos gas ke kompor listrik.
Maman sapaannya, menolak jika PLN membuat kompor listrik ini dengan tujuan mengkonversi.
“Kalau untuk uji coba, tidak apa-apa,” ungkap Maman saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama PLN, Rabu (14/9).
PLN terlalu bertindak cepat tanpa mempertimbangkan kondisi yang ada, bila melakukan itu.
Selain itu, Dirut PLN Darmawan Prasodjo mengatakan jika pembelian kompor listrik ini juga dibarengi dengan dua alat lainnya. Dua peralatan lainnya yaitu panci dan teflon.
Mendengar pernyataan itu, Maman mengatakan hal tersebut sangat tidak masuk akal.
Pasalnya, saat ini rakyat sedang kesusahan akibat dampak dari kenaikan BBM.
"Janganlah membebani rakyat yang lagi pusing karena BBM naik,” kata Maman.
Bahkan Maman mengungkapkan jika kebijakan ini hanya semata persaingan usaha antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Maman juga menilai gagasan ini hanya sebagai bentuk gagah-gagahan PLN di hadapan perusahaan BUMN lainnya.
Menurut Maman, kebijakan ini juga untuk mengalihkan isu di tengah kondisi BUMN saat ini.
“Ketidak mampuan BUMN dalam mengimplementasikan program pemerintah, " tutur Maman.
Maman meminta PLN harus mengkaji terlebih dahulu jika ingin menjalankan gagasannya itu.
Ia berharap PLN jangan gegabah menentukan sebuah kebijakan. PLN harus melakukan kajian yang mendalam dan melalui proses yang panjang.
“Kita duduk manis dan kita kaji bersama,” ujar Maman. (Rian)