bakabar.com, BANJARMASIN – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV jalan terus, sekalipun angka penularan Covid-19 di Banjarmasin dan Banjarbaru menurun. Apa alasannya?
Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin melihat keputusan tersebut kemungkinan dilatarbelakangi oleh kehati-hatian pemerintah.
“Karena situasi yang sudah membaik dapat saja memburuk dalam secara lambat ataupun cepat,” ujar Taqin kepada bakabar.com, Rabu (29/9).
Sebagai gambaran, asesmen situasi Covid-19 Banjarmasin dilaporkan turun dari level 3 ke level 2 pada 21 September.
Perbaikan tersebut didorong oleh turunnya transmisi komunitas (TK) dari TK 2 ke TK 1. Tidak ada kasus kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan di Banjarmasin, sejak 15 hingga 26 September.
“Namun situasi Covid-19 Banjarmasin per 27 September membalik lagi dari level 2 ke level 3,” ujar dosen dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, ULM ini.
Penyebabnya tak lain adanya delapan orang yang dilaporkan meninggal akibat Covid-19 pada tanggal tersebut. Sehingga, dalam sepekan terakhir angka kematian naik dari nol menjadi satu per 100 ribu penduduk.
Jika lima indikator lain tidak memburuk dan tidak ada tambahan kasus kematian tujuh hari ke depan, Taqin yakin situasi level 3 Banjarmasin ini bertahan dalam satu pekan ke depan.
Hal ini disebabkan oleh dilaporkannya lagi 7 kasus kematian baru pada 28 September. Hingga, total 15 kasus kematian dalam periode 22-28 September atau setara dengan dua kasus kematian per 100 ribu penduduk dalam sepekan.
Sebaliknya jika terjadi peningkatan kasus dan penularan Covid-19 di masyarakat sedang kapasitas respons sistem kesehatan belum berangkat lebih baik dari posisi sekarang, maka situasi level 3 dapat dialami Banjarmasin dalam beberapa pekan ke depan.
Beberapa hal penting patut diwaspadai untuk mencegah terjadinya kembali lonjakan kasus Covid-19. Pertama, meningkatnya mobilitas masyarakat, kedua menurunnya kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Ketiga, pembelajaran tatap muka, masih bercokol dan dominannya varian Delta di Indonesia, hingga capaian vaksinasi yang masih rendah.
“Cepat atau lambat situasi pandemi yang sedang membaik dapat kembali memburuk jika kita lengah dan tidak memitigasi faktor-faktor yang dapat memicu penyebaran kembali virus Corona di masyarakat,” ujarnya.
Pelonggaran yang tidak terkontrol dan tidak disertai dengan kesiapan strategi serta mitigasi pada akhirnya akan mendorong situasi setelah turunnya gelombang kedua dari pertengahan April hingga Mei.
“Kita lengah dan kemudian meledak Covid-19 pada gelombang ketiga di Banjarmasin dan Kalsel dari pertengahan Juni hingga Agustus,” ujarnya.
Banjarmasin-Banjarbaru Turun Status, PPKM Level IV Jalan Terus