Gejela Industrialisasi

Alami Gejala Deindustrialisasi, Faisal Basri: Siap-siap Menyasar Kelas Menengah

Perkembangan industri manufaktur disebut mengalami deindustrilalisasi, penurunan kontribusi sektor tersebut terhadap total Indonesia.

Featured-Image
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri. (Foto: Antara)

bakabar.com, JAKARTA – Perkembangan industri manufaktur disebut mengalami deindustrilalisasi, penurunan kontribusi sektor tersebut terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Fakta tersebut dapat dilihat dari kontribusi manufaktur Indonesia terhadap PDB yang mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, kontribusi manufaktur pada tahun 2000 sebesar 29,1 persen mengalami penurunan menjadi 18,3 persen pada kuartal III 2022.

“Jadi ada semacam gejala dini deindustrialisasi, jadi industri manufaktur kita mengalami perlambatan sebelum waktunya, sebelum mencapai titik optimumnya,” ujar Ekonom Senior INDEF Faisal Basri dalam siaran daring bertajuk Catatan Ekonomi 2023 dari Ekonom Senior INDEF, Kamis (5/1).

Baca Juga: INDEF Bongkar Penyebab Ketimpangan Sosial: Oligarki Semakin Subur

Ia khawatir jika Indonesia tidak segera menyelesaikan permasalahan tersebut, maka sektor indutri Indonesia akan tersalip oleh Vietnam. Padahal Industri manufaktur menjadi pembentuk dari masyarakat kalangan menengah yang kuat.

“Jadi kalau industrinya lemah kelas menengahnya juga jadi memble,” imbuhnya.

Pelemahan sektor indutri manufaktur, yang menjadi penyebab sulitnya Indonesia untuk keluar dari kebiasaan ekspor barang komoditas.

Baca Juga: INDEF: Pertumbuhan Ekonomi Pulih, Tapi Strukturnya Jomplang

Ketergantungan Indonesia terhadap ekspor komoditas, menunjukan bahwa masyarakatnya sangat bergantung pada kegiatan otot bukan otak.

“Pakai otot tenaga keringat kurang istilahnya pakai otak juga tidak apa-apa, karena tinggal petik lalu jual, keruk batu bara lalu jual, tebang pohon lalu jual, yang seperti itulah, jadi bisa kita lihat struktur industri kita juga jomplang dari negara lain yang lebih mengandalkan otak kalau kita otot,” jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner