bakabar.com, BANJARBARU – Putusnya beberapa jembatan penghubung akibat bencana banjir mengakibatkan kendala pada pendistribusian logistik di Kalimantan Selatan.
Sebagai langkah cepat, Pemprov Kalsel berupaya mensiasatinya melalui jalur-jalur alternatif.
“Terkait jalur distribusi yang terkendala akibat jalur putus sudah disiasati. Misalkan untuk Tanah Laut dikirim lewat Tanah Bumbu dan Kotabaru. Kemudian Hulu Sungai didistribusikan lewat Kaltim,” urai Pj Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar, belum lama tadi.
Dampak dari persoalan krusial ini, stok bahan pokok mulai menipis di pasaran. Namun menurut Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel, Birhasani, untuk ketersediaan di pihak distributor masih terjaga.
“Distribusi barang antar-daerah ke daerah terhambat, meskipun stoknya banyak tapi tidak bisa mendistribusikan,” kata Birhasani diwawancarai terpisah.
Kendati menggunakan jalur alternatif, namun akses yang dilewati cukup sulit dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Sehingga, proses penyaluran bapok menjadi lebih lambat.
“Ada beberapa alternatif yang jalannya macet luar biasa, sempit hingga sejumlah titik yang rusak. Artinya pasokan tetap berjalan tetapi lamban karena terjadi hambatan,” jelasnya.
Menipisnya ketersediaan komoditas di masing-masing daerah berdampak pada kenaikan harga di pedagang ecer. Beberapa di antaranya seperti ayam ras, sebab produsen utamanya berada di Tanah Laut.
Dalam kondisi darurat seperti ini, dia mengimbau masyarakat agar bijak dalam berbelanja ketika menghadapi situasi bencana banjir.
Menurutnya, harga barang pada tingkat distributor masih terhitung normal. Namun, dia tak menampik, lonjakan harga terjadi di tingkat pedagang ecer.
“Kita tidak bisa menyalahkan karena biaya angkutan naik. Mereka menggunakan jalur alternatif, tentu memerlukan bahan bakar lebih dalam pendistribusian,” tukasnya
Hal yang sama juga terjadi pada stok BBM dan Elpiji. Sales Area Manager Pertamina Kalselteng, Drestanto Nandiwardhana, memastikan proses pendistribusian dikawal oleh pemerintah kabupaten/kota hingga aparat kepolisian agar disalurkan tepat sasaran.
“Kami bekerja sama dengan Pemda kabupaten/kota agar setiap hari mengawal dan melakukan operasi pasar, bekerja sama dengan agen kami. Sehingga penyaluran elpiji 3 kilogram bisa tepat sasaran, tepat harga dan tepat peruntukkannya,” kata Drestanto, dalam rapat virtual penanganan banjir bersama BPBD Kalsel, kemarin.
Mengenai kenaikan harga, pihaknya menjamin untuk pangkalan yang berada di bawah wewenang PT Pertamina masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Karena yang ditetapkan pemerintah itu adalah harga di pangkalan, kalau harga di pengecer tidak ditetapkan pemerintah melalui HET,” imbuhnya
Dalam penanganan banjir di Kalsel, Pertamina juga memberikan bantuan untuk pemenuhan dapur umum yang telah ditentukan. Seperti di BPBD Provinsi Kalsel, Dinsos Kalsel, Koramil di Sungai Tabuk, GOR Pelaihari Tanah Laut, dan beberapa dapur umum di kota Banjarmasin.
“Yang free hanya ke beberapa dapur umum yang disebutkan. Sekda juga mengeluarkan edaran kepada seluruh kabupaten/kota agar mengawal pendistribusian elpiji ke masyarakat,” tuturnya.