bakabar.com, BANJARMASIN - Wakil Ketua DPRD Kalsel M. Syaripuddin mengajak masyarakat untuk menjaga NKRI dari paham radikal. Mengingat, fenomena radikalisme di Indonesia hingga hari ini masih menjadi perbincangan yang kian marak.
“Bahkan menjadi masalah yang serius bagi negara,” ucap Muhammad Syaripuddin kepada bakabar.com, Rabu (26/8) pagi.
Menurut Bang Dhin, begitu kerap disapa, kemajuan teknologi yang semakin berkembang dalam keterbukaan informasi sekarang ini menimbulkan ragam permasalahan.
Salah satunya dengan maraknya penyebaran konten radikal melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.
Mirisnya, tidak jarang pembuat dan penyebar konten itu sendiri berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN).
Seperti baru-baru ini yang terjadi di Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel.
"Sebagai masyarakat yang hidup dalam peradaban modern, kita semua tentu menggunakan handphone sebagai sarana berkomunikasi. Bahkan lebih dari itu, kemajuan teknologi menciptakan perubahan dari mulanya handphone menjadi smartphone yang kita gunakan sehari-hari sebagai pertukaran informasi secara cepat melalui media sosial,” jelas politisi muda PDI Perjuangan ini.
Seharusnya, kata Bang Dhin, penggunaan media sosial harus dilakukan secara bijak. Menghindari informasi hoaks, ujaran kebencian, propaganda, dan penggiringan terhadap ektrimisme.
“Ini harus dilawan dengan counter narasi yang lurus serta menyejukan," beber Bang Dhin.
Bang Dhin menekankan, permasalahan radikalisme yang kian marak harus dilawan dengan bergotong royong oleh seluruh elemen masyarakat.
Radikalisme, sambung dia, harus menjadi musuh bersama bagi seluruh elemen bangsa di dunia karena gerakan radikal berhasil menciptakan konflik bagi kehancuran beberapa negara di Timur Tengah.
Oleh sebab itu, penting bagi elemen masyarakat Indonesia untuk selalu membentengi diri dengan berpegang teguh pada nilai dan prinsip dalam ideologi Pancasila.
"Penting bagi seluruh masyarakat untuk lebih peka dan berpartisipasi aktif bersama aparatur, dengan selalu memonitoring situasi Kamtibmas. Selain itu, peran tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemuka agama dan para tuan guru berperan penting dalam menyampaikan narasi dan pesan-pesan persatuan,” cetusnya.
Selain itu menurutnya, negara tidak boleh kalah dengan radikalisme. Maka cara menangkal gerakan ini harus menggunakan literasi media dengan bahasa dan cara komunikasi yang mudah menjangkau masyarakat, di samping aturan dan kebijakan yang dilakukan.
"Masyarakat harus dibekali dengan literasi media agar tidak mudah terpapar paham radikal, karena yang tidak membekali dengan informasi yang benar dan pemahaman yang benar, tentu akan mudah terprovokasi. Masyarakat memiliki peran vital, dan itulah penting dukungan negara terhadap masyarakat dalam menjaga NKRI dari paham radikal,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Bulkini