bakabar.com, SAMPIT - Konstruksi jembatan dari kayu di Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, rawan rusak dan ambruk.
Itu akibat abrasi Sungai Mentaya di Desa Pelangsian. Tak hanya itu, abrasi juga turut mengancam pemukiman warga.
Pemerintah Desa Pelangsian berharap Pemerintah Kabupaten, melalui instansi terkait bisa memasukan program pembangunan dengan melakukan penyiringan beton di pinggiran sungai tersebut.
"Hampir di sepanjang pinggiran Desa Pelangsian ini terancam abrasi. Apalagi ada sejumlah RT yang jalannya hanya terbuat dari jembatan kayu," kata Kepala Desa Pelangsian, Ismail, kepada media ini, Senin (22/1/2024).
Sejauh ini, untuk di kawasan pemukiman warga belum pernah tersentuh pembangunan, baik disiring maupun diagregat.
Padahal, Desa Pelangsian merupakan salah satu desa yang masuk dalam wilayah Kota Sampit, sebagai Ibu Kota Kabupaten Kotim.
"Ada sekitar 350 meter panjangnya dari RT 2, RT 3 dan RT 4, jalannya menggunakan konstruksi dari jembatan kayu," jelas Ismail.
"Ini termasuk pemukiman yang lama di desa ini, namun belum pernah tersentuh pembangunan pemerintah," sambungnya.
Ismail berharap tahun ini, jembatan yang menjadi jalan utama warga pinggir sungai Desa Pelangsian tersebut mendapatkan perhatian pemerintah kabupaten.
"Kalau disiring akan memudahkan membuat jalan desa, tinggal diuruk. Sehingga warga tidak lagi khawatir dengan abrasi, dan suasana desa juga akan hidup, apalagi desa masuk dalam kota," pungkasnya.
Baca Juga: Puluhan Ribu Jemaah Hadiri Haul Ke-19 Guru Sekumpul di Taman Kota Sampit Kotim