tanah bumbu

“Kutitip Rindu di Sajakku”, Langkah Besar Pelajar SMPN 2 Batulicin

apahabar.com, BATULICIN – Tidak banyak pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tanah Bumbu yang…

Featured-Image
Launching dan bedah buku Kutitip Rindu di Sajakku digagas oleh Majelis Hahahihi berkolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tanah Bumbu. Foto-Istimewa

bakabar.com, BATULICIN – Tidak banyak pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tanah Bumbu yang bisa menghasilkan karya tulis.

Namun, itu tak berlaku bagi para pelajar di SMP Negeri 2 Batulicin. Hari ini, Kamis (28/8), mereka melaunching karya perdana bertajuk “Kutitip Rindu di Sajakku”.

“Kalau saya tidak salah, baru ini ada pelajar SMP di sini yang membuat antologi puisi. Jadi ini langkah besar untuk mereka,” sebut Arif Rahman yang menjadi salah satu pembicara.

Launching dan bedah buku itu digagas oleh Majelis Hahahihi berkolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tanah Bumbu. Sementara acaranya digelar di lantai 1 gedung perpustakaan daerah yang berada di kawasan Gunung Tinggi.

Launching dihadiri Kepala Dispersip Tanah Bumbu, Ambo Sakka, Kasi P3KM sekaligus Plt Kepala Bidang Perpustakaan, Nur Rochmah, Kepala SMPN 2 Batulicin, Imberan, dan sejumlah pegiat literasi Bumi Bersujud.

Kepala Dispersip, Ambo Sakka, menilai Tanah Bumbu tidak kekurangan potensi di bidang literasi. Ia pun akan berupaya menggali potensi tersebut agar dunia literasi di Bumi Bersujud makin berkembang.

“Saya sangat mengapresiasi acara ini. Saya kira ini harus terus dilanjutkan. Harus sering-sering lah,” kata Ambo Sakka.

Kepala SMPN 2 Batulicin, Imberan, sangat mengapresiasi anak didiknya yang sudah berhasil menghasilkan karya tulis.

Pujian itu juga ia lontarkan kepada guru pembimbing yang juga dikenal sebagai penulis puisi, Diah NN. Pada Maret 2020 kemarin, Diah juga melaunching karya perdananya berjudul “Penawar Jiwa”.

“Saya mengapresiasi karya ini, terutama untuk guru pembimbing yang bisa memotivasi anak-anak. Apalagi sekolah kami ini bukan berada di wilayah perkotaan,” ucapnya.

Sementara Mia Ismed yang menjadi salah satu pembicara menyampaikan buku yang dirilis oleh penerbit Scripta Cendekia Banjarbaru itu merangkum tema yang sangat beragam.

“Ini menandakan karya ini benar-benar orisinil. Geraknya dibebaskan,” katanya.

Ia menilai Diah NN sebagai pembimbing berhasil menampung semua pengalaman anak didiknya untuk membuat sesuatu dengan media puisi.

“Biarkan puisi mendefinisikan rasa dengan caranya, makna adalah soal selera dan cara pandang hanyalah isi kepalamu yang ambigu,” tandasnya.

Editor: Puja Mandela



Komentar
Banner
Banner