bakabar.com, JAKARTA – Memasuki awal tahun 2022, Indonesia dikejutkan dengan problem kelistrikan di tanah air. 20 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan daya 10.850 Mega Watt (MW) terancam padam akibat tidak adanya pasokan batu bara.
Melihat hal itu, pemerintah langsung mengambil jalan pintas dengan melarang sementara seluruh perusahaan batu bara untuk melakukan kegiatan ekspor sejak 1 Januari 2022 sampai 31 Januari 2022.
Batu bara milik Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) diwajibkan untuk memenuhi pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri khususnya listrik, ketimbang harus di ekspor.
Lalu, siapa saja perusahaan tambang batu bara dalam negeri yang produksinya berlimpah?
Mengutip CNBC Indonesia berikut 7 perusahaan tambang batu bara yang produksinya melimpah. Ketujuh perusahaan batu bara itu masuk ke dalam Perjanjian Karaya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).
Perusahaan-perusahaan ini tercatat dalam Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep):
1. PT Arutmin Indonesia, dengan pemilik saham Arutmin, PT Bumi Resources Tbk dan Bhira Investment Limited asal India. Arutmin memiliki produksi batu bara yang diperkirakan mencapai 26,5 juta ton per tahun dengan luas wilayah pertambangan mencapai 57.107 hektare (ha) di Kalimantan Selatan.
2. PT Kendilo Coal Indonesia, dengan pemilik saham dipegang oleh Kendilo Coal LLC serta Nippon Coke & Enginering Company Limited. Kendilo memiliki produksi batu bara sebanyak 40 jutaan-ton per tahun dengan luas wilayah 1.869 hektare di Kalimantan Timur.
3. PT Kaltim Prima Coal (KPC), dengan pemilik saham PT Bumi Resorces TBK, PT Siltrade Coal berasal dari Indonesia dan Bhira Investment LTD Berasal dari Mauritius serta Mountain Netherlands Investments Berasal dari Belanda. KPC memiliki produksi batu bara mencapai 61,39 juta ton per tahun dengan luas wilayah pertambangan mencapai 84.943 hektare di Kalimantan Timur.
4. PT Multi Harapan Utama, yang sahamnya dimiliki oleh Private Resources Pty. Ltd (d/h Swabara berasal dari Australia Pty.Ltd) serta PT Pakarti Putra Sang Fajar berasal dari Indonesia. Multi Harapan Utama ini memiliki kapasitas produksi sebesar 9,84 juta ton per tahun dengan luas wilayah pertambangan 39.972 hektare di Kalimantan Timur.
5. PT Adaro Indonesia, yang sahamnya dimiliki oleh PT Alam Tri Abadi. Selain itu, PT Viscaya Invesment berasal dari Indonesia, PT Dianlia Setyamukti berasal dari Indonesia, Coaltrade Services International PTE LTD berasal dari Singapura dan EGAT International Company, Ltd berasal dari Thailand.
Adaro Indonesia memiliki kapasitas produksi baru bara sebesar 51 juta – 52 juta ton per tahun dengan luas wilayah 31.380 hekatre di Kalimantan Selatan.
6. PT Kideco Jaya Agung, sahamnya dimiliki oleh Samtan Co. LTS berasal dari Korea Selatan dan Indika Inti Corpindo berasal dari Indonesia serta PT Indika Energy Tbk. Kedico Jaya Agung memiliki kapasitas produksi batu bara 34,54 juta ton per tahun di luas wilayah pertambangan 47.500 hektare di Kalimantan Timur.
7. PT Berau Coal, sahamnya dimiliki oleh PT Armadian Tritunggal dan Aries Investment Ltd berasal dari Australia serta Raffles International Capital, Pte, Ltd berasal dari Singapura. Perusahaan memiliki kapasitas produksi 32,56 juta ton per tahun dengan luas wilayah 108.009 hektare di Kalimantan Timur.