bakabar.com, BANJARMASIN - Kisah seorang ibu yang anak laki-lakinya diduga mengalami kekerasan di salah satu sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Banjarmasin viral di media sosial belum lama.
Berdasarkan keterangan RA selaku ibu dari anak laki-laki yang berusia 4 tahun itu, pelaku yang diduga menganiaya anaknya merupakan seorang guru.
Bahkan, diakui RA, ia baru saja mengetahui kejadian yang menimpa anaknya pada Jumat (26/5).
"Jadi saya baru tahu kejadian yang sebenarnya itu pada Jumat (26/5) kemarin, setelah salat subuh," buka RA di Instagram.
"Salah satu saksi mata di tempat kejadian menelepon saya dan menyampaikan kejadian yang sebenarnya. Hatinya dibukakan Allah SWT untuk menyampaikan kebenarannya kepada saya, karena beliau bilang saya berhak tahu kejadian yang sebenarnya," lanjut keterangan RA.
Menurut RA, kekerasan yang dialami anaknya terjadi pada 3 bulan yang lalu.
"3 bulan disimpan, dalam sekejap Allah SWT ingin membuka. Sehebat-hebatnya kalian menyembunyikan kejahatan kalian dan merancang dengan sedemikian rupa agar terlihat benar, kalian lupa ada Allah, dengan mudah Allah membuka semuanya," ujarnya.
Baca Juga: Geger! Siswa PAUD di Banjarmasin Diduga Dianiaya Guru, Sang Ibu Tempuh Jalur Hukum
Diketahui, anak-anak termasuk kelompok yang rentan alami kekerasan, baik oleh teman sebaya maupun orang dewasa.
Postur tubuhnya yang lebih kecil juga memberikan faktor psikologis yang kerap membuat anak tidak mampu melawan saat mengalami kekerasan.
Melindungi anak dari tindak kejahatan seperti itu tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga lingkungan di sekitarnya.
Tetapi, sebagai lingkungan terdekat dengan anak, keluarga juga perlu menanamkan beberapa hal agar anak terhindar atau mampu bersikap ketika menghadapi kekerasan fisik.
Lantas apa yang bisa dilakukan orang tua agar anak terhindar dari risiko kekerasan?
Dikutip dari Suara.com pada Rabu (31/5), berikut lima cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak terhindar dari risiko kekerasan.
1. Berikan Anak Pengetahuan Cara Melindungi Diri
Tentunya orang tua tidak bisa mengawasi anak 24 jam setiap hari. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk menjelaskan kepada anak bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya dengan tidak wajar.
Berikan pemahaman dan ajarkan anak untuk menolak perbuatan apa pun yang dirasa tidak pantas dengan segera berteriak ataupun lari meninggalkan tempat kejadian.
Ajarkan anak mengenai keberanian untuk bersuara, mengungkapkan pendapatnya, berani melawan saat merasa terancam atau tidak menyukai perilaku seseorang.
Keberanian untuk bersuara termasuk ke dalam bentuk perlawanan terhadap kejahatan, karena banyak anak yang hanya diam saat mengalami tindak kekerasan.
Ingatkan juga kepada anak untuk tidak mudah memercayai orang asing. Tak kalah penting buat anak nyaman untuk selalu menceritakan jika sesuatu terjadi pada dirinya.
2. Bangun Komunikasi yang Baik dengan Anak
Penting bagi orang tua membiasakan komunikasi yang baik dengan anak agar mereka memiliki kepercayaan pada keluarga untuk menceritakan apa pun yang terjadi pada dirinya
Bercerita adalah bekal penting bagi anak untuk belajar mengungkapkan perasaannya, dan itu harus dimulai dari keluarga. Biasakan untuk selalu bertanya kepada anak apa saja yang terjadi hari itu di sekolah atau siapa teman yang paling dekat dengannya.
Orang tua juga perlu cermat terhadap perubahan perilaku yang aneh pada anak dan dengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian.
3. Maksimalkan Peran Sekolah
Sekolah, tidak hanya berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu saja, tetapi juga mempunyai fungsi kontrol sosial, yaitu membantu penilaian terhadap perilaku anak.
Penilaian dari wali kelas mengenai kebiasaan dan perilaku anak sangat penting untuk dijadikan pertimbangan orang tua.
Sebagai orang tua kedua di sekolah, guru menjadi pengamat yang objektif mengenai tingkah laku anak dengan teman dan lingkungannya.
4. Membekali Anak dengan Ilmu Bela Diri
Pembekalan ilmu bela diri pada anak dapat menjadi salah satu solusi agar anak tidak menjadi korban kejahatan.
Selain mampu mengajarkan anak mengenai kedisiplinan dan membentuk mental serta jasmani yang kuat, anak juga berpotensi mampu membela diri saat dalam keadaan terancam.
Namun penting juga untuk orang tua memberikan pengarahan dan pengertian pada anak bahwa ilmu bela diri yang mereka pelajari bukan untuk melakukan kekerasan kepada anak lainnya.
5. Segera Laporkan kepada Pihak Berwajib
Hal terakhir yang harus dilakukan jika memang telah terjadi kejahatan fisik, psikis, ataupun seksual adalah dengan segera melaporkannya kepada pihak berwajib.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pihak berwajib dapat segera melakukan tindakan lebih lanjut kepada tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi kembali.