bakabar.com, JAKARTA – Sebanyak 47 desa terendam banjir di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Sabtu (13/11). Sementara 2087 orang dilaporkan mengungsi.
Intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh sejak Jumat (12/11) mengakibatkan air Sungai Krueng Keureuto dan Krueng Pase meluap hingga merendam permukiman warga.
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat luapan kedua sungai itu merendam 47 desa di enam kecamatan di Aceh Utara. Ketinggian air bervariasi antara 50-80 cm. Sementara 2.087 orang terpaksa mengungsi di sejumlah titik.
Keenam kecamatan itu yakni Lhoksukon, Matangkuli, Banda Baro, Tanah Luas, Pirak Timu dan Cot Girek. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Lhoksukon dan Matangkuli.
“Akibat hujan deras melanda wilayah Kabupaten Aceh Utara sehingga Sungai Krueng keureuto dan Krueng Pase meluap merendam pemukiman penduduk,” kata Kepala BPBA, Ilyas, dilansir CNN Indonesia, Sabtu (13/11).
Selain permukiman warga, banjir juga merendam 210 hektare sawah warga di Kecamatan Lhoksukon, kemudian banjir juga merendam empat sekolah, tiga kantor desa dan tanggul jebol sepanjang 35 meter di Desa Meunasah Jok.
Sejauh ini, tim BPBD sudah mempersiapkan perahu karet siaga di lokasi untuk mengevakuasi korban banjir. Sebagian warga masih bertahan di rumah masing-masing untuk melindungi harta benda mereka agar tak terendam banjir.
Saat ini kondisi banjir di sana berangsur surut, namun warga masih ada yang menetap di lokasi pengungsian. Dinsos setempat juga sudah mendistribusikan bantuan masa panik ke warga di sejumlah tenda pengungsian.
“Kondisi debit air sudah mulai surut,” kata Ilyas.
Ia juga mengingatkan para warga diminta untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi fenomena La Nina. Mengingat La Nina dapat memicu perubahan suhu udara dengan cepat.