bakabar.com, BARABAI – Dinas Pendidikan (Disdik) Hulu Sungai Tengah (HST) merencanakan memulai pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021.
Kendati masih dalam masa pandemi, ada 35 satuan pendidikan yang akan melakukan simulasi tahap awal belajar tatap muka. Semua satuan pendidikan itu tersebar di 11 kecamatan se-HST.
Plt Kadisdik, Chairiah merincikan, dari 35 satuan pendidikan itu, tiap kecamatan ada 3 satuan pendidikan yang akan melakukan tahap awal belajar tatap muka. Mulai PAUD, SD dan SMP.
“Kecuali di kecamatan Barabai. Ada 9 satuan pendidikan yang akan menggelar belajar tatap muka,” kata Chairiah saat Rapat Pansus Covid-19 di ruang Paripurna DPRD HST, Senin (28/12) kemarin.
Sesuai SKB 4 menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap 2020/2021, kata Chairiah sekolah bisa kembali melakukan belajar tatap muka.
Hanya saja ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Tentunya sesuai dengan ketetapan pemerintah dan dilakukan secara bertahap.
“Ada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemberian izin pembelajaran tatap muka,” ujar Chairiah.
Pertama, ada izin dari pemerintah daerah dan memenuhi daftar periksa agar bisa menggelar belajar tatap muka.
Satuan pendidikan yang telah memenuhi daftar periksa itu, terang Chairiah, bagi sekolah yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19.
Misalnya ketersediaan sarana dan kebersihan seperti toilet bersih dan layak, sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer dan disinfektan.
“Selanjutnya mampu mengakses fasilitas palayanan kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker dan memiliki alat pengukur suhu badan [thermogun],” terang Chairiah.
Yang menjadi catatan penting, kata Chairiah, sebelum dilaksanakan belajar tatap muka, Tim Satuan Tugas Covid-19 harus melaksanakan pembekalan kepada guru-guru. Serta memonitoring sekolah-sekolah tentang kesiapan untuk pelaksanaan pembekalan tatap muka.
“Semoga berjalan lancar dan tidak asa lonjakan kasus pasca tahun baru nanti,” tutup Chairiah.
Sebelumnya, Bupati HST, HA Chairansyah telah meminta masukkan dari berbagai pihak yang notabene Satgas Covid-19 mengenai belajar tatap muka.
Sebagai kebijakannya, dia mengizinkan rencana simulasi atau uji coba untuk pembukaan sekolah tatap muka pada beberapa sekolah.
Yang jadi catatan Chairanyah, simulasi tak bisa serentak dilaksanakan melainkan harus bertahap. Pembukaan pun juga tak permanen.
Setiap pelaksanaan belajar tatap muka harus dievaluasi.
“Setiap dua minggu atau satu bulan dan perlu keterlibatan satuan tugas Covid-19 Kabupaten HST dalam pengawasannya,” kata Chairansyah belum lama tadi.
Sebelum dilaksanakan pembalajaran tatap muka, Chairansyah meminta agar para guru dibekali pengetahuan mengenai protokol kesehatan (Prokes).
“Yang paling penting melihat perkembangan terkini. Jika ada yang terpapar Covid 19, kebijakan membuka sekolah dengan pembelajaran tatap muka masa transisi ini akan ditinjau ulang atau dibatalkan,” tutup Chairansyah.