apahahar.com, BANJARMASIN -Berkaca pada 2018, kerugian banjir di Tanah Bumbu (Tanbu) menembus angka Rp 5,5 miliar. Kemungkinan kerugian tahun itu lebih besar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyuddin mengaku kalau pihaknya belum bisa mengkalkulasi total kerugian dampak banjir itu. Sementara pihaknya memperkitrakan kerugian lebih dari Rp 1 miliar.
“Kalau total kita belum bisa taksirkan berapa, karena itu ranahnya Tim BPBD Kalsel dan Dinas terkait seperti Dinas PU, Pertanian, Perkebunan, Bidang Pengairan, Peternakan dan lainya,” kata Wahyuddin ketika dihubungi, Rabu (12/6).
Namun Wahyuddin menjelaskan, kerugian banjir yang merendam beberapa kecamatan ini diperkirakan akan lebih besar dibanding dari kejadian serupa di tahun 2018.
Menurutnya, makin lama air merendam akan membuat kerugian lebih banyak. “Banjir sebelumnya di Tanbu pada tahun 2018 kerugian mencapai Rp 5,5 miliar itu terendam hanya beberapa jam saja. Tahun ini lebih besar, karena daerah yang terendam waktunya lumayan panjang,” sambungnya.
Selain kerugian infrastruktur, kerugian juga dirasakan oleh para petani padi dan petani ikan yang mengalami gagal panen serta ikan kolam yang hanyut tersapu banjir.
Meminjam data BPBD Kalsel, Minggu (9/6/2019), rekap lahan pertanian dan perkebunan yang tersapu banjir sebanyak 686,5 hektare dan 5.225 kg persemaian.
Rerkap kerugian tersebut dikumpulkan dari kecamatan yang terendam banjir seperti
Kecamatan Karang Bintang, Kusan Hulu, Mantewe, Batulicin, Satui dan Kuranji
Sementara korban banjir di Kecamatan Bintang, Tanah Bambu, sebanyak 456 kepala keluarga (KK) atau 1.729 jiwa. Lalu, di Kecamatan Sungai Loban sebanyak 215 KK atau 826 jiwa.
Dari Kecamatan Mentewe sebanyak 462 KK/1.916 jiwa. Sedangkan di Kecamatan Kusan Hulu, sebanyak 1.410 KK/5.507 jiwa, Kecamatan Satui 1.832 KK/6.310 jiwa, Kecamatan Kusan Hilir sebanya 527 KK/1.589 jiwa. Terakhir, Kecamatan Batulicin sebanyak 500 KK/1.971 jiwa
Wahyuddin mengatakan, penyebab banjir akibat hujan deras tersebut adalah kecilnya saluran irigasi yang tersedia.
Dengan jumlah volume air yang besar tersebut, irigasi tidak mampu menyalurkan air dengan jumlah yang sangat besar.
Dia juga melaporkan, bantuan untuk korban Banjir sudah mulai disalurkan sejak hari pertama, BPBD pun sudah menyiapkan dapur umum untuk warga yang terdampak.
“Tim kita dari BPBD Kalsel yang sebelumnya bertugas di dapur umum kini sudah ditarik, kini sudah diganti oleh masyarakat,” ucapnya.
Baca Juga:Ancaman Banjir dan Luapan Sungai Barito Jadi Atensi Basarnas
Baca Juga:PT. Batulicin Enam Sembilan dan Yayasan Haji Maming Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Syarif