bakabar.com, BANJARMASIN – Sudah 158 tahun Pangeran Antasari wafat, namun spirit Haram Manyarah Waja Sampai Ka Puting pejuang nasional Kalimantan Selatan itu, tak pernah padam hingga kini.
Pangeran Antasari lahir di Martapura 1809 dan wafat 11 Oktober 1862 di Bayan Begok, Kalimantan Tengah.
Pada 23 Maret 1968 berdasarkan SK No.06/TK/1968 oleh pemerintah RI ditetapkan sebagai pahlawan nasional dan kemerdekaan.
Hari ini tepat 158 tahun wafatnya Pangeran Antasari. Peringatan tetap digelar meski di tengah pandemi Covid-19.
Upacara Peringatan wafatnya Pangeran Antasari digelar di lokasi makam pahlawan Kalsel itu di Jalan Malkon Temon Banjarmasin, Minggu (11/10). Uparaca pagi digelar singkat namun berlangsung khidmat.
Upacara dipimpin langsung oleh Plt Gubernur Kalsel, H Rudy Resnawan. Selanjutnya rombongan melakukan ziarah dan tabur bunga di pusara Pangeran Atasari.
“Makna yang kita inginkan adalah bagaimana mengisi perjuangan Pangeran Antasari. Seperti semboyannya ‘Haram Manyarah Waja Sampai Ka Puting’,” ungkap Plt Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan ditemui bakabar.com di lokasi kunjungan ziarah.
Haram Manyarah Waja Sampai Ka Puting merupakan bahasa Banjar. Dapat diartikan pantang menyerah, kuat sampai akhir. Digelorakan Pangeran Antasari dalam berperang mengusir penjajah.
Sebagai generasi penerus, masyarakat Kalsel hendaknya termotivasi dari perjuangan yang telah dilakukan oleh salah satu pahlawan nasional tersebut.
Rudy Resnawan berharap, peringatan wafatnya Pangeran Antasari dapat menjadi momen refleksi dan contoh bagi generasi milenial.
“Semboyannya yaitu semangat pantang menyerah memberikan motivasi kepada kita generasi muda, bahwa tidak akan berhenti berjuang sebelum mencapai apa yang kita inginkan,” pesannya.
Rombongan memulai ziarah dengan melakukan apel singkat sebagai bentuk refleksi dan penghormatan atas wafatnya almarhum Pangeran Antasari.
Usai penaburan bunga juga ada pemberian bingkisan kepada para keluarga veteran yang turut hadir.
“Kepada seluruh warga Banua, saya mengingatkan semangat almarhum Pangeran Antasari tidak boleh terputus pada saat beliau meninggal. Kita ambil maknanya bahwa perjuangan tidak pernah selesai,” ucap Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah.
Semangat Pangeran Antasari, ujarnya, dapat menjadi landasan dalam bekerja dan bekerja. Terlebih, dalam situasi pandemi Covid-19 dapat diimplikasikan dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Tentunya perjuangan pada masa beliau berbeda dengan kita sekarang yang lebih kompleks. Tetapi semangat beliau tidak pantang menyerah,” pungkas Brigjen TNI Firmansyah.