bakabar.com, BANJARMASIN – Kinerja Ibnu Sina-Ariffin Noor menanggulangi dampak air pasang dikritik. Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Sukhrowardi menilai keduanya tak lagi fokus.
Menurut Sukhro, mestinya Pemkot Banjarmasin tetap proaktif membenahi kawasan perkotaan sebelum air pasang menerjang.
“Seperti melakukan program normalisasi sungai yang notabene menjalurkan air menuju dalam kota,” ujar politikus Golkar ini dihubungi bakabar.com, Kamis (11/11).
Normalisasi sungai dilakukan dengan pembongkaran jembatan atau bangunan (JBG) yang dianggap menghambat laju jalur air.
Termasuk di sepanjang Jalan Ahmad Yani yakni kanal kiri dan kanan yang mau tidak mau harus difungsikan kembali.
“Melihatnya harus secara komprehensif dulu," ujarnya.
Jika pembenahan kanal Ahmad Yani rampung, Sukhro yakin dampak air pasang atau banjir rob seperti awal 2021 lalu lebih cepat teratasi.
Namun nyatanya program yang menghabiskan anggaran dari biaya tak terduga itu sempat tersendat.
Diketahui anggaran yang tersedia untuk normalisasi sungai tahun ini sebesar Rp1,2 miliar untuk Jalan Ahmad Yani. Dan Rp400 juta untuk kawasan Jalan Veteran
Oleh karenanya, Sukhro mengingatkan konsep normalisasi sungai harus dilanjutkan sekaligus menjadi master plan antisipasi banjir rob.
"Banjir yang sudah di depan mata, kami sudah berteriak keras, menabuh gendang segera itu dilakukan," pungkasnya.
Lebih jauh, Sukhro berpandangan kawasan Banjarmasin Selatan wajib masuk program revitalisasi sungai dan relokasi permukiman padat penduduk.
“Mulai dari wilayah sungai Muara Kelayan dan sekitarnya harus dilakukan pengerukan,” jelasnya.
Menurutnya kedalaman dan sedimen di sana dan Sungai Martapura sudah sangat tinggi. Tidak bisa lagi menampung air pasang hingga intensitas hujan tinggi.
Saran demikian, kata dia, juga hasil konsultasi Komisi III DPRD Banjarmasin dengan Balai Nasional Wilayah Sungai.
"Dari kawasan Sungai Jingah dan sepanjang Sungai Martapura hingga Teluk Kelayan harusnya dilakukan pengerukan dari Balai Nasional," imbuhnya.
Langkah strategis menurutnya perlu segera diambil untuk membenahi kawasan Banjarmasin Selatan.
Pemkot Banjarmasin, kata dia, mestinya belajar dari Pemprov DKI Jakarta yang memiliki beberapa kanal dan getol menjalankan program pompanisasi.
"2,5 tahun kepemimpinan Ibnu-Ariffin harusnya fokus penanggulangan banjir," tegasnya.
Penyebab banjir rob imbas air pasang yang seakan menjadi bencana menahun, menurutnya harus segera diurai.
“Sehingga pembangunan memelihara sederet infrastruktur rusak akibat air pasang tidak percuma,” ujarnya.
"Banjir ya kan berbulan-bulan, mana kuat semen dan aspal,” sambungnya.
“Maka sudah ada filosofisnya, sekeras-kerasnya batu tetap bisa berlubang ditetesi air bertubi-tubi," katanya.
Pemkot, lanjut dia, juga minim inovasi dalam pengendalian pendapatan asli daerah (PAD).
"Pembenahan bisa dianggarkan lagi di APBD 2022," tuturnya.
15 Titik Terendam
Banjarmasin Dibayangi Banjir Rob 2,5 Meter, Duh BPBD Tak Punya Anggaran
Hujan deras terus menerus mengguyur Banjarmasin. Hari ini, Kamis (11/11) banyak wilayah di jantung ibu kota Kalsel terendam.
Wali Kota Ibnu Sina tengah memutar otak agar bencana menahun ini tak sampai menimbulkan korban jiwa.
Ratusan relawan siaga bencana pun bakal dikerahkan. Akhir pekan ini, tinggi air pasang diprediksi mencapai 2,5 meter.
Baca selengkapnya di bakabar.com
Pantauan bakabar.com, sejumlah wilayah kembali terendam air pasang, mencakup Kecamatan Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah dan sebagian Banjarmasin Utara.
"Insya Allah dalam minggu ini kita akan apel siaga, karena ini kan fenomena La Nina," ujar Wali Kota Ibnu Sina, Kamis (11/11).
Ibnu menyebut air pasang yang kerap menggenang sebagai dampak dari fenomena La Nina.
"Termasuk yang mengenangi kawasan dataran rendah," ujarnya.
Dalam bahasa lokal, situasi air pasang di Banjarmasin ini identik dengan istilah 'calap'. Olehnya, masyarakat diminta untuk terus siaga.
"Jangan sampai terjadi korban, misalnya rumah di pinggir sungai roboh. Itu harus kita antisipasi juga," ujarnya.
Tak hanya BPBD, Ibnu juga menaruh harapan pada partisipasi barisan relawan pemadam kebakaran.
Ibnu meminta relawan untuk proaktif sebagai penyambung lidah ke masyarakat terutama di wilayah rentan air pasang.
Lebih rinci, kawasan Jafri Zam Zam, Kelayan A, Teluk Kelayan, Lambung Mangkurat hingga seluruh Banjarmasin Utara jadi wilayah paling rentan.
"Kita punya pengalaman banjir kemarin, jadi bisa diantisipasi dulu," ucapnya.
Namun, Ibnu belum berpikir untuk menetapkan status darurat bencana banjir.
"Masih siaga bencana," ujarnya.
Jika dampak air pasang bersifat masif atau sampai menimbulkan korban jiwa, kata Ibnu, maka akan berbeda situasinya.
Pemerintah barulah bisa menetapkan status darurat bencana banjir.
"Jika darurat bencana, yang di depan itu BPBD, seluruh komponen akan dikoordinir oleh BPBD," imbuhnya.
Kendati begitu, Ibnu mengakui bahwa BPBD saat ini tidak mempunyai anggaran.
"Pemerintah berkewajiban melakukan pengalihan anggaran atau refocusing untuk mengantisipasi suatu bencana alam," pungkasnya. (*)
Berikut lokasi terdampak air pasang hari ini:
1. Jalan Jafri Zam-Zam, Kelurahan Belitung Selatan, Banjarmasin Barat
Ketinggian air: 10-20 cm.
2. Jalan Pembangunan Ujung, Kelurahan Kuin Cerucuk, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air: 20-25 cm.
3. Jl. Rawasari Kompleks Citra Sari, Teluk Dalam, Banjarmasin Tengah.
Ketinggian air: 10-15 cm
4. Jalan Kuin, Kuin Selatan, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air: 10-20 cm.
5. Jalan Simpang Anem, Belitung Utara, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air: 20-30 cm.
6. Jalan 9 Oktober, Pekauman, Banjarmasin Selatan.
Ketinggian air: 10-15 cm.
7. Jalan Cendrawasih, Belitung Selatan, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air: 10-20 cm.
8. Jalan Pangeran, Pangeran, Banjarmasin Utara.
Ketinggian air: 20-30 cm
9. Jalan Kelayan B, Kelayan Timur, Banjarmasin Selatan.
Ketinggian air: 10-20 cm.
10. Jalan Sutoyo S Gang 20, Teluk Dalam, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air: 10-15 cm
11. Jalan Belitung Gang Tunas Baru, Belitung Selatan, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air : 10-25 cm
12. Jalan Teluk Tiram, Teluk Tiram, Banjarmasin Barat.
Ketinggian air: 10 cm.
13. Jalan Keramat (Kubah Basirih), Basirih, Banjarmasin Selatan.
Ketinggian air : 10-20 cm
14. Jalan Antasan Kecil Barat (Kampung Arab), Pasar Lama, Banjarmasin Tengah.
Ketinggian air: 10-20 cm.
15. Jalan Sungai Jingah, Banjarmasin utara
Ketinggian air 30-40 cm.