Tak Berkategori

15 Titik di Banjarmasin Terendam, Kinerja Ibnu-Ariffin Tuai Sorotan

apahabar.com, BANJARMASIN – Kinerja Ibnu Sina-Ariffin Noor menanggulangi dampak air pasang dikritik. Anggota Komisi III DPRD…

Featured-Image
Kawasan Banjarmasin Selatan dinilai sudah wajib masuk program revitalisasi sungai dan relokasi permukiman padat penduduk. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Kinerja Ibnu Sina-Ariffin Noor menanggulangi dampak air pasang dikritik. Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Sukhrowardi menilai keduanya tak lagi fokus.

Menurut Sukhro, mestinya Pemkot Banjarmasin tetap proaktif membenahi kawasan perkotaan sebelum air pasang menerjang.

“Seperti melakukan program normalisasi sungai yang notabene menjalurkan air menuju dalam kota,” ujar politikus Golkar ini dihubungi bakabar.com, Kamis (11/11).

Normalisasi sungai dilakukan dengan pembongkaran jembatan atau bangunan (JBG) yang dianggap menghambat laju jalur air.

Termasuk di sepanjang Jalan Ahmad Yani yakni kanal kiri dan kanan yang mau tidak mau harus difungsikan kembali.

“Melihatnya harus secara komprehensif dulu," ujarnya.

Jika pembenahan kanal Ahmad Yani rampung, Sukhro yakin dampak air pasang atau banjir rob seperti awal 2021 lalu lebih cepat teratasi.

Namun nyatanya program yang menghabiskan anggaran dari biaya tak terduga itu sempat tersendat.

Diketahui anggaran yang tersedia untuk normalisasi sungai tahun ini sebesar Rp1,2 miliar untuk Jalan Ahmad Yani. Dan Rp400 juta untuk kawasan Jalan Veteran

Oleh karenanya, Sukhro mengingatkan konsep normalisasi sungai harus dilanjutkan sekaligus menjadi master plan antisipasi banjir rob.

"Banjir yang sudah di depan mata, kami sudah berteriak keras, menabuh gendang segera itu dilakukan," pungkasnya.

Lebih jauh, Sukhro berpandangan kawasan Banjarmasin Selatan wajib masuk program revitalisasi sungai dan relokasi permukiman padat penduduk.

“Mulai dari wilayah sungai Muara Kelayan dan sekitarnya harus dilakukan pengerukan,” jelasnya.

Menurutnya kedalaman dan sedimen di sana dan Sungai Martapura sudah sangat tinggi. Tidak bisa lagi menampung air pasang hingga intensitas hujan tinggi.

Saran demikian, kata dia, juga hasil konsultasi Komisi III DPRD Banjarmasin dengan Balai Nasional Wilayah Sungai.

"Dari kawasan Sungai Jingah dan sepanjang Sungai Martapura hingga Teluk Kelayan harusnya dilakukan pengerukan dari Balai Nasional," imbuhnya.

Langkah strategis menurutnya perlu segera diambil untuk membenahi kawasan Banjarmasin Selatan.

Pemkot Banjarmasin, kata dia, mestinya belajar dari Pemprov DKI Jakarta yang memiliki beberapa kanal dan getol menjalankan program pompanisasi.

"2,5 tahun kepemimpinan Ibnu-Ariffin harusnya fokus penanggulangan banjir," tegasnya.

Penyebab banjir rob imbas air pasang yang seakan menjadi bencana menahun, menurutnya harus segera diurai.

“Sehingga pembangunan memelihara sederet infrastruktur rusak akibat air pasang tidak percuma,” ujarnya.

"Banjir ya kan berbulan-bulan, mana kuat semen dan aspal,” sambungnya.

“Maka sudah ada filosofisnya, sekeras-kerasnya batu tetap bisa berlubang ditetesi air bertubi-tubi," katanya.

Pemkot, lanjut dia, juga minim inovasi dalam pengendalian pendapatan asli daerah (PAD).

"Pembenahan bisa dianggarkan lagi di APBD 2022," tuturnya.

15 Titik Terendam

Banjarmasin Dibayangi Banjir Rob 2,5 Meter, Duh BPBD Tak Punya Anggaran

Hujan deras terus menerus mengguyur Banjarmasin. Hari ini, Kamis (11/11) banyak wilayah di jantung ibu kota Kalsel terendam.

Wali Kota Ibnu Sina tengah memutar otak agar bencana menahun ini tak sampai menimbulkan korban jiwa.

Ratusan relawan siaga bencana pun bakal dikerahkan. Akhir pekan ini, tinggi air pasang diprediksi mencapai 2,5 meter.

Baca selengkapnya di bakabar.com

HALAMAN
12
Komentar
Banner
Banner