Bangunan Bersejarah

Selisik MOSVIA, Sekolah Pendidikan Pangeh Praja di Magelang

MOSVIA adalah sekolah bagi HoofdenSchool bentukan Pemerintah Hindia Belanda untuk mencetak pangreh praja atau calon pemimpin

MOSVIA Magelang 1927 (Dok. KITLV Perpustakaan Leiden)

apahabar.com, MAGELANG - Sepintas gedung yang berdiri di samping Alun-Alun Kota Magelang itu terlihat seperti bangunan biasa.

Namun siapa sangka, ternyata gedung tinggi yang kini difungsikan sebagai kantor Kepolisisan Resor Kota (Polresta) Magelang memiliki menyimpan sejarah tentang pendidikan di Magelang.

Bangunan Polresta Kota Magelang dulunya adalah gedung Middelbare Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (MOSVIA).

"MOSVIA adalah sekolah bagi HoofdenSchool bentukan Pemerintah Hindia Belanda untuk mencetak pangreh praja atau calon pemimpin," kata Pegiat Komunitas Kota Toewa Magelang, Bagus Priyono.

Baca Juga: Menyusuri Jejak Hoogere Kweekschool, Cikal Bakal Pendidikan Guru di Magelang

Kepada apahabar.com, Bagus menceritakan, pendidikan kala itu bertujuan bukan untuk mencerdaskan masyarakat, melainkan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja rendah yang murah dan terampil.

"Kota Magelang termasuk menjadi pusat missie atau zending yang turut berpengaruh terhadap berdirinya sekolah-sekolah berorientasi barat," sambungnya.

Eks Mosvia Magelang (Foto: apahabar.com/arimbihp)

Menurut Bagus, MOSVIA dibangun hampir bersamaan dengan Kweekschool Voor Inlandsche Ambtenaren yakni pada 1927.

"Hampir bersamaan juga dengan Sekolah calon guru untuk HIS (Holland Indische School) sekolah setingkat SD khusus untuk pribumi, kalau Kweekschool Voor Inlandsche Ambtenaren untuk kaum priyayi," imbuhnya.

Sebagai informasi, jika MOSVIA kini digunakan untuk Polresta Kota Magelang, Gedung Kweekschool ini sekarang menjadi kantor Disdukcapil Kabupaten Magelang.

"MOSVIA di Magelang dibangun menurut Peraturan Gubernur Jenderal 13 Januari 1928 Nomor 23 disesuaikan dengan Peraturan Gubernur Jenderal 10 Januari 1931 Nomor 17," kata Bagus.

Bagus mengungkapkan berdasarkan arsip perpustakaan Leiden, peraturan tersebut mengatur untuk pertama kalinya pegawai pemerintahan pribumi harus lulusan dari MOSVIA.

"Mengacu dari peraturan itu, siswa yang berasal dari sekolah rendah sebelum tahun 1927 dapat meneruskan di MOSVIA," jelasnya.

Baca Juga: Jejak Langgar Merdeka, Pernah Jadi Toko Ganja Hingga di Bom Belanda

Namun demikian, setelah tahun 1927 hanya lulusan MULO yang dapat masuk di MOSVIA.

"Guru-guru yang mengajarpun diberikan syarat khusus yaitu harus memiliki sertifikat mengajar (L.O) dan sertifikat mengajar sekolah menengah (M.O)," jelasnya.

Padahal, lanjut Bagus, sebelumnya setiap guru yang telah lulus dari sekolah guru bisa mengajar di MOSVIA.

"Pendidikan di MOSVIA berlangsung selama 3 tahun dengan menerapkan sistem asrama," jelasnya.

Baca Juga: Menyusuri Jejak Sejarah GPIB Beth El Magelang Usianya Lebih dari 2 Abad

Namun sayangnya, pada 1942 MOSVIA di Magelang ditutup oleh Jepang.

"MOSVIA Magelang melahirkan lulusan-lulusan yang sebagian besar bekerja di birokrasi pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan sebagai Gubernur, Residen, Bupati, dan Wedana," tukasnya.