Cianjur Darurat Sampah

Pemkab Cianjur Ajak Warga 'Turun Gunung', Lawan Darurat Sampah

Kondisi TPA Pasirsembung yang sebagian besar lahannya beralih fungsi menjadi RTH.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, peran kelompok swadaya masyarakat (KSM) untuk menuruni volume sampah. Foto : apahabar.com/Riski Maulana

apahabar.com, CIANJUR - Kabupaten Cianjur mengalami darurat sampah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur sendiri mengantisipasi dengan memaksimalkan peran kelompok swadaya masyarakat (KSM). Warga ikut turun.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah. Salah satunya di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pasir Sembung, Kecamatan Cilaku.

Lokasi pasir sembung saat ini sudah dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Sehingga menjadi hal penting. Bisa menjadi bahan evaluasi Pemda kedepannya.

Baca Juga: Kelola Sampah Hulu ke Hilir, Banyuwangi jadi Contoh Dekarbonisasi Nasional

Namun, ada kendala baru. Kondisi TPA Pasirsembung usai menambah lahan RTH merubah daya volume sampah. Hanya menampung dalam dua bulan kedepan. 

"Jadi, penanganan sampahnya harus dari hulu. Kami sudah melaksanakan rakor (rapat koordinasi) dalam rangka penanganan sampah ini. Kita ingin memberdayakan KSM-KSM yang melibatkan masyarakat dan pemuda," tutur Herman, Jumat (17/11).

KSM sendiri nantinya akan berperan mengumpulkan sampah dan dipilah jenis sampah yang dibuang ke TPA. Sisanya bisa diolah untuk menghasilkan pendapatan secara finansial. 

"Kita akan fasilitasi peralatannya dan juga tempat. Yang penting masyarakat ada kemauan. Kita juga coba maksimalkan kembali TPS 3R yang selama ini banyak yang tidak berjalan," jelasnya. 

Baca Juga: TPA Bekotok Diprediksi Mampu Tampung Sampah hingga 2029

Menurut Herman, dengan pola seperti itu maka diharapkan volume sampah yang dibuang ke TPA Pasirsembung bisa berkurang. 

Sehingga bisa memperpanjang usia teknis TPA sambil menunggu selesainya pembangunan TPAS dan TPST di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikalongkulon. 

"Untuk pembangunan TPAS dan TPST di Desa Mekarsari, Cikalongkulon direncanakan pembamgunannya dimulai awal Desember dan selesainya diperkirakan Oktober 2024. Sehingga kami pemerintah daerah harus memikirkan penanganan sampah sampai selesainya pembangunan," terangnya.

Solusi Usang Sampah

Menurut Herman, solusi lain mengurangi volume sampah yaitu dengan mendaur ulang menjadi pupuk organik. Dan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan agar bisa mengolah sampah menjadi pupuk organik. 

"Buangan sampah ke TPAS Pasir Sembung hanya bisa menampung sekitar 40 ton setiap hari. Dengan adanya pemilahan bisa saja nanti berkurang menjadi 2-4 ton. Sisanya diolah KSM dan juga bisa diolah menjadi pupuk organik," pungkasnya.