Skandal Setoran Polri

KPK Respons Skandal Ismail Bolong, MAKI: Jangan Ada Cicak Vs Buaya Jilid Tiga

MAKI Minta KPK dapat profesional dan independent dalam mengurus kasus mafia tambang

Koordinator MAKI Boyamin Saiman (Foto: jpnn)

apahabar.com, JAKARTA – Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi (MAKI) Boyamin Saiman yakin jika KPK dapat menjalankan tugasnya secara profesional dan independen dalam mengawal kasus Mafia Tambang yang menyeret sejumlah nama petinggi Polri.

Ia mengatakan dalam kasus ini tidak akan ada istilah Cicak vs Buaya seperti dahulu. Menurutnya, jika KPK benar ingin mengurus masalah mafia tambang ini maka akan dilakuan secara independen.

“Saya yakin Firli (Ketua KPK) akan profesional dan independen meski dia dari Polri dan yakin tidak akan ada cicak lawan buaya,” ujarnya saat dihubungi apahabar.com di Jakarta, Sabtu (12/11).

Ia mengimbau agar setiap elemen masyarakat mendukung KPK untuk membantu Polri membereskan oknum yang menyalahgunakan jabatannya.

“Kita semangati KPK untuk ikut bantu Polri bersih-bersih dari oknum nakal,” tambahnya.

Selain itu, ia juga yakin jika kasus ini akan dijadikan momentum bagi Firli Bahuri untuk membuktikan independensi KPK.

“Saya yakin, Firli akan menjadikan momuntem ini untuk kerja profesional sebagai bukti bahwa KPK mampu menunjukkan prestasi hebat karena sebelum ini dianggap kinerja buruk,” tuturnya. 

Diketahui KPK telah merespons dan siap membantu Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menpolhukan) untuk melakukan penyelidikan terkait video Ismail Bolong yang viral.

Dalam video tersebut, ia mengaku melakukan pengepulan dan penjualan batu bara ilegal tanpa izin usaha penambangan (IUP) atau tambang ilegal di Kalimantan Timur dengan keuntungan sekitar Rp5 miliar-Rp10 miliar setiap bulan.

Ia juga mengaku telah menyuap sejumlah pihak termasuk Kabareskrim Agus Andrianto.

Menkopolhukam Mahfud MD ingin menggandeng KPK untuk mengusut persoalan mafia tambang, usai video Ismail Bolong viral.

Dalam video tersebut, Ismail mengaku jika dirinya ditekan oleh mantan Karo Paminal Divisi Propam Hendra Kurniawan.

Hendra yang merupakan bawahan langsung mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo diduga melakukan intimidasi kepada Hendra.

Karena itu, Mahfud MD mengatakan telah terjadi perang bintang di internal Polri.

“Isu ’perang bintang’ terus menyeruak. Dalam ’perang’ ini, para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf. Ini harus segera kita redam dengan mengakar masalahnya,” ujar Mahfud.

Di sisi lain, juru bicara (Jubir) KPK Ali Fikri mempersilakan siapapun yang ingin melaporkan kasus mafia tambang ini ke KPK.

“Siapapun yang mau lapor dugaan korupsi ke KPK, silakan datang bawa dokumen lengkap sesuai aturan dan kami akan tindaklanjuti,” ujar Ali.