Curhat Bareng Kapolda Kalsel, Warga Batola Soroti Lakalantas di Trans Kalimantan

Punya kesempatan mencurahkan isi hati alias curhat, warga Barito Kuala (Batola) blakblakan soal keamanan di Jalan Trans Kalimantan dalam Jumat Curhat di Kecamat

Kapolda Kalsel Irjen Pol Winarto, didamping Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko, menanggapi masukan warga dalam Jumat Curhat di Kecamatan Alalak, Jumat (23/2). Foto: bakabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Punya kesempatan mencurahkan isi hati alias curhat, warga Barito Kuala (Batola) blakblakan soal keamanan di Jalan Trans Kalimantan dalam Jumat Curhat di Kecamatan Alalak, Jumat (23/2).

Tidak seperti biasanya, Jumat Curhat itu terbilang istimewa lantaran dihadiri Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Pol Winarto.

Bersama Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko, warga dan tokoh masyarakat yang hadir juga lebih berwarna. Selain dari Alalak, beberapa di antaranya mewakili Anjir Muara dan Mandastana.

Dalam kesempatan itu, sedikitnya 6 warga yang diberi waktu menyampaikan uneg-uneg. Salah satu yang menarik perhatian adalah curhat Hairullah.

Salah seorang tokoh masyarakat di Anjir Muara ini prihatin dengan jumlah kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Jalan Trans Kalimantan.

"Dalam satu minggu, hampir selalu terjadi kecelakaan di Jalan Trans Kalimantan, terutama yang berada di wilayah Anjir Pasar," ungkap Hairullah.

"Penyebabnya penerangan jalan masih kurang dan jumlah kendaraan meningkat, terutama Sabtu atau Minggu. Makanya kami berharap Pos Lalu Lintas di Anjir Muara yang lama tidak terpakai, supaya diaktifkan kembali," imbuhnya.

Menjawab masukan Hairullah, Kapolda Kalsel langsung menginstruksikan Satlantas Polres Batola agar patroli lebih sering dilakukan, khususnya jam-jam rawan kecelakaan lalu lintas.

"Coba difokuskan pengaturan lalu lintas di jam-jam rawan kecelakaan dengan sering patroli. Pemasangan rambu-rambu juga tak kalah penting," sahut Winarto.

"Kemudian pos yang lama tidak aktif, tolong dioperasikan kembali. Kalau soal penerangan, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah," sambungnya.

Masih terkait keamanan, warga juga menginginkan penambahan personel di Polsek Alalak. Diketahui Alalak memiliki kawasan yang cukup luas, juga menjadi kecamatan dengan penduduk terbanyak di Batola.

Baca Juga: Melalui Jumat Curhat, Warga Marabahan Batola Soroti Pengamanan di Perbatasan

Baca Juga: Berkah Jumat Curhat Polres Batola, Warga Badandan Serahkan Puluhan Alat Setrum Ikan

"Sebenarnya kinerja personel Polsek Alalak sudah cukup baik, cuma sepertinya mereka kekurangan tenaga," papar Hamdi yang mewakili warga Alalak.

"Kalau boleh saya mengusulkan, lebih baik Mako Polres Batola dipindahkan saja ke Kecamatan Alalak yang memiliki 15 desa 3 kelurahan," selorohnya.

Menjawab curhat Hamdi, Winarto blakblakan dengan menyebut bahwa jumlah personel kepolisian memang belum ideal.

"Polres Batola hanya memiliki 536 personel atau tidak sampai 50 persen dari jumlah ideal. Sedangkan personel Polda Kalsel dan jajaran hampir 10.000, tetapi seharusnya berjumlah dua kali lipat. Artinya sampai sekarang jumlah personel belum ideal," jawab Winarto.

"Persoanal tersebut terkait kemampuan negara untuk melakukan rekrutmen. Namun tidak ada yang tidak mungkin untuk Bhayangkara. Semua yang tersedia, harus dapat dimaksimalkan," tegasnya.

Sementara terkait pemindahan markas, Winarto enggan berandai-andai. Penyebabnya pemindahan harus melalui pertimbangan dan kajian.

"Keinginan itu susah-susah gampang. Kalau pindah gampang, selama mendapat persetujuan. Namun persetujuan tidak hanya Kapolda, tetapi juga harus dari Kapolri, Kementerian Keuangan, hingga bahkan Presiden," jelas Winarto.

"Pun untuk pindah, banyak yang mesti dipertimbangkan. Salah satunya harus benar-benar dibutuhkan, selain dilakukan kajian-kajian dulu," tukasnya.