Kalsel

BREAKING! Polisi Tangkap Pembunuh Brutal Mataraman Banjar, Sakit Hati Gegara Makam

apahabar.com, MARTAPURA – Melalui pendekatan yang apik, tim gabungan Polres Banjar berhasil mengamankan Adul, pelaku pembunuhan…

apahabar.com, MARTAPURA – Melalui pendekatan yang apik, tim gabungan Polres Banjar berhasil mengamankan Adul, pelaku pembunuhan Sukarman (66).

Sebelumnya, Sukarman dihabisi tetangganya di depan rumahnya sendiri, kawasan Desa Bawahan Pasar, Mataraman, Kabupaten Banjar, Rabu 15 Oktober.

"Pelaku ditangkap tim gabungan resmob Polres Banjar dan Banjarbaru yang dipimpin oleh Kapolsek Mataraman Iptu Ari Handoyo," ujar Kapolres Banjar AKBP Doni Hadi Santoso didampingi Kasi Humas Iptu Suwarji, Jumat (15/10) pagi.

Penangkapan setelah dilakukan pendekatan terhadap beberapa saudara keluarga Adul yang berada di Desa Lima, Sungai Jati, di JeramihDesa Bawahan Pasar, Desa Atayo, Astambul, di Pasar PPS Martapura, dan di Banjarbaru.

Dari hasil pendekatan, kata Suwarji, keluarga pelaku bersedia membantu dan membujuk Adul bila bertemu untuk menyerahkan diri ke kantor polisi.

Personil Polsek Matraman pun tetap melanjutkan pencarian di sekitar hutan atau kebun karet di belakang rumah pelaku di Desa Bawahan Pasar Kecamatan Mataraman.

Hingga akhirnya, pada Kamis (14/10) sekitar pukul 18.00, pelaku Adul didampingi saudaranya menyerahkan diri ke Mapolres Banjar.

"Dan selanjutnya dilakukan penjemputan oleh Unit Reskrim Polsek Mataraman guna proses hukum lebih lanjut," pungkas Suwarji.

Lantas apa motifnya?

Suwarji bilang motif sementara pelakumendengar percakapan antara korban Arbain dengan istrinya bahwa akan menindih kuburan atau alkah milik ayahnya.

"Pelaku merasa sakit hati setelah mendengar percakapan itu, lalu emosi dan tidak bisa mengendalikan diri," pungkas Suwarji.

Kronologis

Sebelum Penyerangan Maut di Mataraman, Pakde Sempat Merintih Minta Ampun

Aksi keji Adul menyerang tetangganya sendiri menggegerkan warga Desa Bawahan Pasar, Mataraman, Kabupaten Banjar, Rabu (13/10).

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Tiga warga menjadi korban serangan brutal menjelang isya tersebut.

Satu di antaranya bahkan meregang nyawa dalam perjalanan menuju Rumah Sakit (RS) Ratu Zalecha.

Korban meninggal bernama Sukarman (66) atau kerap disapa Pakde sempat merintih minta ampun sebelum dihabisi pelaku.

Sedang H Arbain (67) serta cucunya berusia 16 tahun terluka parah. Sampai berita ini ditayangkan, mereka masih dirawat intensif dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

Informasi di lapangan, tidak ada yang mengetahui motif penyerangan oleh pelaku dikenal pendiam tersebut.

Dayan Dwi Fahrisal yang masih satu rumah dengan korban Sukarman bilang jika pelaku kesehariannya adalah petani biasa.

“Setahu saya Pakde itu juga tidak ada masalah apa-apa dengan dia,” ujar kemenakan korban ini.

Korban Sukarman kesehariannya bekerja serabutan. Kadang berkebun. Kadang menguli bangunan. Ia belum punya istri apalagi anak.

Kemenakan korban Sukarman lainnya menceritakan detik-detik sebelum insiden nahas tersebut.

Sebelum tewas, pamannya itu baru saja selesai menunaikan salat magrib. Setelah makan, Sukarman kemudian meminjam uang Rp25 ribu.

“Pakde ke pelataran, saya rebahan,” ujarnya menjelaskan kronologi kejadian kepada anggota kepolisian di depan ruang jenazah RS Ratu Zalecha.

Tiba-tiba terdengar suara rintihan dari rumah Arbain, “Ampun-ampun ampun aku tidak salah apa-apa.”

Saat keluar, ia mendapati Sukarman sudah bersimbah darah.

“Saya masuk ke rumah mengamankan keluarga,” ujarnya.

Sukarman dimintanya duduk sebelum dibawa ke RS Danau Salak yang berjarak kurang dari satu kilometer.

Arbain sendiri dilarikan ke RS Pelita Insani, sementara cucunya juga ke RS Danau Salak.

Dari RS Pelita Insani, puluhan keluarga dan warga setempat menanti kabar tim medis. Juga tampak sejumlah kepolisian di sana.

Sekitar pukul 00.30, Arbain yang kritis dirujuk ke RS Sari Mulia Banjarmasin. Ia mengalami luka tebas dan patah kaki di sebelah kiri.

Sejumlah keluarga Arbain yang ditemui media ini juga mengaku tak tahu motif pelaku tega menyerang tetangga sendiri.

Sehari-hari Arbain dikenal rajin salat berjemaah di masjid serta mengikuti pengajian.

Rumah ketiganya saling bersebelahan. Urutannya, rumah Adul, rumah H Arbain, kemudian rumah Sukarman.

Sebelum penyerangan, Arbain tengah berwudu di depan rumah. Di sanalah pelaku menyerang. Sukarman yang mencoba melerai justru menjadi korban.

Ia tewas akibat pendarahan di kepala, dua luka tebas yang cukup dalam di bagian belakang, juga luka tebas di pipi, tangan sebelah kanan, serta daun telinga putus.

Saat ini jajaran Polres Banjar sedang memburu pelaku yang langsung kabur usai melakukan penyerangan.

“Kami sudah kantongi identitasnya, secepatnya akan kami tangkap. Informasi selanjutnya pasti akan kami update,” ujar Kanit Reskrim Polsek Mataraman, Ipda Endar Sosilo.