bakabar.com, BATULICIN – Para penyerang Jurkani rupanya tak hanya melakukan pembacokan. Mereka juga merampas barang-barang pribadi advokat sekaligus mantan perwira yang pernah berdinas di Polda Kalsel ini.
“Handphone, kartu tanda penduduk (KTP), surat izin mengemudi (SIM), dan lain-lain,” kata salah seorang kerabat Jurkani, dihubungi bakabar.com, Minggu (24/10).
Pasca-penyerangan, Jurkani masih dirawat di sebuah rumah sakit di Banjarmasin ditemani seorang anak sulungnya yang kebetulan polisi.
“Kondisinya berangsur membaik,” kata dia. .
Kendati demikian, kata dia, psikis Jurkani terbilang belum stabil. Ia tampak traumatis.
“Kalau cerita, sambil marah. Mungkin teringat kejadian itu,” katanya.
Saat berita ini hendak ditayangkan, Jurkani dipindah ke ruangan unit perawatan tinggi atau High Care Unit (HCU).
“Karena kadang dipanggil gak nyahut, baru saja,” ujarnya via seluler.
Sampai saat ini, dia dan kerabat belum menunjukkan gambar terduga penyerang Jurkani.
Namun satu dari dua terduga pembacok telah dikonfirmasi oleh pihak Jurkani.
“Salah satunya dikenali,” ujarnya.
Kronologis Penangkapan
Jurkani menjadi korban penyerangan brutal di Desa Bunati, Angsana, Tanbu, pada Jumat (22/10) sekitar pukul 17.45.
Penyerangan terjadi saat pria 60 tahun ini baru saja keluar dari lokasi tambang milik sebuah perusahaan pemegang IUP batu bara di Angsana.
Lokasi itu telah disegel Bareskrim Mabes Polri sejak pertengahan Oktober ini. Penyegelan buntut dugaan praktik penambangan ilegal yang dilakukan oleh pihak di luar pemegang IUP.
Sebelum kejadian, Jurkani sempat menghalau sejumlah gerombolan yang membawa alat berat.
Ia menduga mereka ini hendak masuk ke lokasi konsesi yang tersegel.
Jurkani kala itu ditemani seorang sopir. Dan tim pengamanan perusahaan pemegang IUP yang totalnya berjumlah enam orang.
Setelah balik kanan, mobil yang ditumpangi Jurkani tiba-tiba dicegat oleh sebuah mobil Fortuner hitam setibanya di jalan poros,
Seorang pria kemudian keluar sambil menenteng senjata tajam. Ia menggedor mobil sembari meminta Jurkani keluar.
Jurkani tak mau keluar. Pria itu kemudian kembali ke mobil. Selang 3 menit kemudian, datang iring-iringan berjumlah 3 mobil. Saat itulah penganiayaan terhadap Jurkani dimulai.
Juga dengan membawa senjata tajam, satu pria lagi turun dari mobil pertama. Ia memecahkan kaca kanan belakang mobil Jurkani dengan batu (sebelumnya ditulis menggunakan tangan dibalut kain).
Berhasil membuka pintu, Jurkani yang berada di bagian belakang dibacok hingga mengalami luka di bagian tangan kanan, perut dan kaki. Tangan kanannya nyaris putus.
Menerima kabar pembacokan tersebut, jajaran Polsek Angsana melakukan penyelidikan. “Anggota Resmob Macan Kalsel meluncur ke lokasi kejadian,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel M Rifai, Jumat malam atau beberapa saat usai penyerangan.
Hasil penyelidikan malam itu, didapati informasi jika penyerang Jurkani menggunakan sebuah Fortuner berwarna hitam.
Dalam perjalanan, tim kepolisian yang mencari pelaku disebut bertemu dengan NR (44) pada sekitar pukul 23.00. NR ditangkapsaat sedang berjalan kaki di kawasan Jalan Raya Angsana, Jumat (22/10) malam.
Sementara YR dilaporkan tertangkap saat tengah tertidur pulas dalam mobil di Sungai Loban menuju arah Pagatan, Sabtu (23/10) pagi.
Di dalam mobil YR, polisi menemukan tiga minuman keras diduga berjenis whiskey.
Selain tiga botol miras, polisi juga mengamankan parang dan baju dengan bercak darah yang mengering.
Motif Penyerangan
Dalami Kasus Pemukulan Tim Sukses H2D, Polisi Janji Objektif
NR merupakan warga Hulu Sungai Tengah. Sedang Iyur warga Loksado Hulu Sungai Selatan.
Polisi menyebut pelaku penyerang Jurkani dalam pengaruh minuman keras.
“Pengakuan pelaku berani melakukan penganiayaan tersebut karena dalam keadaan mabuk pengaruh miras,” ujar Kapolres Tanah Bumbu AKBP Sutanto Himawan Saragih didampingi Kasi Humas AKP I Made Rasa, dihubungi Minggu siang.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: