bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah pusat kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV, tak terkecuali di Banjarmasin.
Padahal, Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi sudah optimistis ibu kota Kalsel turun level, bahkan ke level 1.
Penelusuran bakabar.com, cakupan vaksinasi di Banjarmasin saat ini telah mencapai 50 persen. Namun vaksinasi warga lanjut usia atau lansia masih terbilang minim.
"Kalau kita genjot lagi vaksinasi lansia ini kemungkinan kita berada di level I," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Banjarmasin ini, baru tadi.
Lantas sudah tepatkah keputusan pemerintah pusat menetapkan Banjarmasin tetap PPKM level IV?
Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatyullah Muttaqin menyebut sederet faktor yang membuat Banjarmasin tetap di level IV. Pertama, peningkatan kasus kematian selama sepekan terakhir yang mencapai 27 orang.
Sepekan sebelumnya tidak ada laporan kasus kematian. Akibatnya level transmisi atau penularan komunitas Barjarmasin memburuk lagi.
“Dari zero menjadi 4 kasus kematian per 100 ribu penduduk sejak 27 September,” ujarnya dihubungi bakabar.com, Selasa (5/10).
Kedua, tracing atau penelusuran kontak erat penderita Covid-19 yang dianggap “terbatas”.Per 2 Oktober, rasio kontak erat Banjarmasin masih berada di tingkat 3,3. Untuk keluar dari posisi “terbatas” menjadi “memadai”, angka tracing ini harus naik minimal 5.
Lantas, bagaimana dengan cakupan vaksinasi untuk warga lansia di Banjarmasin?
Kendati cakupan vaksinasi dosis pertama per 4 Oktober sudah mencapai 51% dari target, tetapi target khusus lansia baru mencapai 25%.
“Ini menjadi faktor lainnya,” ujar dosen Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ULM ini.
Ironi PPKM Level IV Banjarmasin: Anggaran Miliaran, Mobilitas Warga Malah Naik!
Lantas, mengapa penerapan indikator PPKM untuk Banjarmasin yang lebih ketat dibanding 12 daerah lainnya di Kalsel?
Banjarmasin, kata dia, adalah pusat atau aglomerasi wilayah Kalsel yang menghubungkan Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut dan Banjarbaru.
Sebagai ibu kota provinsi sekaligus pusat kegiatan ekonomi dan bisnis di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, mobilitas penduduk dari dan ke Banjarmasin paling tinggi dibanding daerah lainnya.
Populasi Banjarmasin saat ini mencapai657 ribu jiwa dengan kepadatan penduduk 6.680 orang per kilometer persegi, sehingga paling rentan untuk terjadinya penyebaran Covid-19.
“Apalagi pada Gelombang Ketiga kemarin, Banjarmasin merupakan episentrum kasus Covid-19 di Banua,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah kembali mengumumkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4 di luar Jawa-Bali.Alih-alih menurunkan level, Banjarmasin justru harus kembali berkutat dengan level IV.
Ketua KPC-PEN, Airlangga Hartarto dalam konferensi pers secara virtual, menyampaikan PPKM level 4 luar Jawa-Bali yang sebelumnya diterapkan selama dua pekan di 10 kabupaten/kota kini berkurang menjadi 6 daerah.
6 daerah PPKM level 4 itu yakni Kabupaten Pidie, Kabupaten Bangka, Kota Padang, Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, termasum Kota Banjarmasin.
“Masih belum mencapai target yang ditentukan atau testing-nya relatif terbatas atau ada sedikit kenaikan positivity rate,” ujarnya, Senin (4/10).
Untuk PPKM Level 3 diterapkan di 44 kabupaten/kota. Sebelumnya ada 108 daerah. Sementara status PPKM level 2 meningkat 292 kabupaten/kota dari sebelumnya 249 daerah. Sedang PPKM Level 1 naik menjadi 44 kabupatan/kota, sebelumnya 18 daerah.
Sebab itu, pemerintah akan memperpanjang PPKM untuk menangani pandemi virus Corona luar Jawa-Bali selama dua pekan mendatang, mulai 5 Oktober sampai 18 Oktober 2021.
Menakar Efektivitas Kebijakan PPKM Level IV Banjarmasin di Mata Pakar Covid-19