Tak Berkategori

Kebijakan Tarif PCR Baru, RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan Terpaksa Tombok

apahabar.com, KANDANGAN – Pasca kebijakan pemangkasan biaya tes polymerase chain reaction (PCR) oleh Presiden RI Joko…

Featured-Image
Ruang tes PCR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjend H Hasan Basry Kandangan. Foto-apahabar.com/Nuha

bakabar.com, KANDANGAN – Pasca kebijakan pemangkasan biaya tes polymerase chain reaction (PCR) oleh Presiden RI Joko Widodo, seluruh rumah sakit penyedia diagnosis kasus positif Covid-19 serentak menurunkan tarif layanan tersebut. Tak terkecuali tes PCR di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Terhitung sejak 18 Agustus 2021 kemarin, biaya pemeriksaan di sana turun menjadi Rp525 ribu dari sebelumnya sekitar Rp900 ribu.

Tetapi dibalik murahnya tes PCR ini, ternyata pihak RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan terpaksa menutupi kerugian lantaran tak sebanding dengan biaya operasional.

Rumah sakit rujukan pasien Covid-19 wilayah HSS dan kabupaten tetangga itu dapat melayani tes PCR sebanyak 16 kali pemeriksaan satu kali jalan dengan biaya reagen mencapai Rp11 juta.

Jika dikalkulasikan, kerugian pihak rumah sakit yakni biaya reagen Rp11 juta dibagi 16 hasilnya Rp687.500-Rp525 ribu (biaya PCR) adalah minus Rp162.500.

“Sebenarnya secara perhitungan tidak menutupi, biaya belum termasuk peralatan lain dan listrik,” ucap Direktur RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan Hj Rasyidah, Selasa (31/8).

Mau tidak mau, pihak rumah sakit terpaksa harus mengeluarkan biaya operasional untuk menutup kerugian sejak harga dipangkas.

Menurutnya, RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan hanya menjalankan kebijakan Presiden Joko Widodo meskipun sementara harus menutupi kerugian.

“Kami berharap kebijakan pemerintah agar harga reagen bisa diturunkan seiring biaya tes PCR,” katanya.

Menurut Hj Rasyidah, pihaknya tidak ingin menurunkan kualitas pelayanan dengan membeli reagen yang ‘abal-abal’ atau di bawah standar.

“Kami tidak ingin membeli reagen yang tidak sesuai, karena hasilnya kemungkinan besar tidak valid,” jelasnya.

Sedangkan untuk tes PCR, RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan lebih mengutamakan memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19 dan rujukan, tracking tenaga kesehatan, selanjutnya masyarakat umum.

“Mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah, kami rasa harga sama dengan modal saja sudah cukup,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner