bakabar.com, BANJARBARU – Pandemi Covid-19 mengakibatkan Dinas Kesehatan Banjarbaru sulit mendeteksi pengidap HIV di wilayah berjuluk Kota Idaman itu.
Tadinya, target temuan Dinas Kesehatan Banjarbaru berjumlah 1.000 pengidap HIV. Namun hingga hari ini, baru 400 orang terdeteksi HIV.
Dengan demikian, 600 pengidap HVI belum terdeteksi, sesuai dengan target temuan yang dicanangkan Dinas Kesehatan Banjarbaru.
“Sejak April 2020 selama pandemi maka tempat-tempat yang ada resiko, tutup atau tidak ada kegiatan. Kami tidak bisa ke lembaga pemasyarakatan, tidak bisa ke karaoke, tempat billiard, hotel-hotel karena kebanyakan tutup,” ujar Koordinator Surveilen Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Edi Sampana kepada bakabar.com, Kamis (8/10/2020).
Karena itu kata Edi Sampana temuan kasus HIV di Banjarbaru seakan akan menurun. Padahal diyakini Edi Sampana tidak.
Meski demikian, Edi Sampana mengatakan Dinas Kesehatan Banjarbaru masih berupaya menemukan ratusan pengidap HIV/Aids dengan cara sosialisasi.
Hal ini sesuai dengan komitmen Pemerintah Kota Banjarbaru sendiri, yakni ingin penanganan HIV/Aids sedini mungkin.
Sehingga banyak masyarakat terselamatkan, sebab faktanya HIV tidak membawa kematian jika ditangani lebih awal.
“Karena itu kita berusaha menemukan 600 tadi yang belum terdeteksi dengan proaktif dengan actif action. Kita tidak menunggu orang itu sakit baru kita obati,” terang Edi Sampana.
“Sebaliknya ketika orang itu sehat kita obati agar tetap sehat. Karena HIV tidak membawa kematian kalau disiplin meminum obat yang disediakan pemerintah,” lanjut Edi Sampana.
Adapun mereka yang beresiko tinggi terkena HIV/Aids adalah pria tidak setia, wanita tuna susila (WTS), waria, pengguna narkoba suntik dan lelaki seks lelaki.