bakabar.com, KOTABARU – Warga Kotabaru, Kalimantan Selatan, geger lagi. Buaya liar kembali menyerang.
Giliran Alek Hendri (AH), seorang mantan kepala desa (kades) di Desa Mangka, Kecamatan Pamukan Barat yang diterkam.
Akibat serangan reptil penguasa sungai itu AH menderita luka di bagian lengan kanan.
Kapolsek Pamukan Barat, Iptu Yulius Susanto membenarkan adanya insiden tersebut.
Penyerangan hewan buas ini berlangsung sekitar pukul 14 00 tadi atau setelah zuhur.
Lokasinya di Sungai Samihim, Desa Mangka, Kecamatan Pamukan Barat.
“Ya. Siang tadi, AH itu sedang mandi di sungai, sepulang dari kebun. Tiba-tiba, dari dasar air muncul seekor buaya liar menerkam,” ujar kapolsek kepada bakabar.com, baru tadi.
Beruntung, mantan kades ini bisa melawan. Gigitan satwa penguasa sungai itu akhirnya terlepas.
“Dia tadi sore sudah dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis. Kondisinya juga baik-baik saja,” ujar kapolsek.
Yulius mengimbau agar warga bantaran, atau masyarakat meningkatkan kewaspadaan kala beraktifitas di sungai.
“Kejadian ini jadi pelajaran. Seluruh warga harus ekstra waspada akan serangan buaya liar,” pesannya mengakhiri.
Bukan yang Pertama
Kasus penyerangan buaya liar di Kotabaru bukan kali pertama.
Dari catatan media ini, sedikitnya sudah dua kasus sejak awal 2020.
Pertama terjadi di Sungai Cantung, Desa Karang Payau, Kelumpang Hulu. Pada 13 Februari, seorang bocah 12 tahun nyaris jadi santapan buaya liar.
Saat itu si bocah tengah asyik mandi di sungai yang hanya berjarak selemparan batu dari kediamannya, jelang waktu berbuka.
Beruntung bocah yang menguasai jurus silat ini berhasil melawan. Ditendangnya kepala buaya yang mencengkram kakinya itu hingga bisa meloloskan diri.
“Taring buaya sudah menancap di kakinya. Beruntung dia juga sempat memegang sebuah kayu yang ada di tepi sungai,” jelas Zulpian, warga setempat.
Kasus kedua terjadi di Desa Manunggul Lama, Kecamatan Sungai Durian. Korbannya seorang remaja.
Pada 22 Juli, remaja bernama Mirjani itu juga tengah asyik mandi di tepi sungai.
Diam-diam, dari dasar sungai muncul seekor buaya. Taring dan gigi buaya muara itu berhasil menancap di bagian pahanya.
Beruntung remaja berbadan kekar ini berhasil meloloskan diri dari serangan brutal itu.
“Anak itu pegangan di tali kelotok dan menendang kepala buaya,” ujar Samsi, aparat desa setempat.
Menanggapi itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel mengungkap sederet persoalannya.
Yang pasti, pihak BKSDA menduga rentetan serangan buaya liar itu berkelindan dengan menyusutnya habitat sang predator.
Editor: Fariz Fadhillah