Kalsel

Bulan Depan Resesi, Warga Kalsel Kencangkan Ikat Pinggang!

apahabar.com, BANJARMASIN – Bulan depan, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD yakin…

Featured-Image
Resesi memang tidak segawat depresi atau krisis ekonomi. Namun dampaknya juga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Foto: Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Bulan depan, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD yakin 99,9% Indonesia akan masuk jurang resesi ekonomi. Lantas, apa yang mesti dilakukan warga Kalimantan Selatan?

Ekonom Kalsel, Mochammad Zainul meminta agar masyarakat lebih cerdas memanfaatkan uang. “Bukan hanya berhemat, tapi harus cerdas dalam memanfaatkan uang, yakni dengan membeli barang-barang yang dibutuhkan,” ucap Zainul kepada bakabar.com, Senin (31/8).

Resesi, kata dia, merupakan kondisi menurunnya pertumbuhan ekonomi riil sampai pada titik negatif selama 2 kuartal atau lebih dalam 1 tahun.

“Resesi ekonomi ini merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan akibat Pandemi Covid-19,” katanya.

Oleh sebab itu, sambung dia, pemerintah harus mendorong agar daya beli masyarakat semakin meningkat.

Salah satunya, memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang tergolong kurang mampu.

“Sebaiknya alokasi anggaran pembangunan infrastruktur dialihkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat berupa bantuan sosial,” cetusnya.

Selain itu perlu program pemberdayaan UMKM melalui pemberian bantuan modal kerja yang bersyarat lunak.

Sehingga usaha yang dijalankan UMKM bisa bergerak dan berkontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi serta mampu menciptakan lapangan kerja.

“Terpenting, pemerintah harus segera menyelesaikan Pandemi Covid-19 ini. Dengan cara meningkatkan kedisiplinan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan secara baik sehingga memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen (YLK) Kalsel, Murjani mengatakan dalam menghadapi resesi ekonomi, masyarakat sudah tentu harus berhemat.

“Bagi yang punya duit, tidak usah berpikir untuk membeli kebutuhan yang sifatnya hanya kepentingan sesaat, misalnya beli mobil, kendaraan bermotor mewah, atau pergi travelling. Kecuali yang bersifat pasive income seperti beli tanah, menabung dolar, bikin kos-kosan atau rumah sewa. Itu bagi yang berduit,” beber Murjani.

Namun bagi mereka yang tidak punya uang, tambah dia, jangankan untuk menabung dan investasi, bertahan hidup saja sudah syukur.

“Belum lagi memikirkan biaya kebutuhan anak sekolah, makanan, minuman, dan sewa rumah. Semoga pemerintah memperhatikan dan meluncurkan bantuan yang sifatnya bisa meringankan kebutuhan hidup masyarakat,” pungkasnya.

Mahfud melihat Indonesia sepertinya akan sangat sulit untuk terhindar dari resesi ekonomi.

Dia yakin Indonesia akan dilanda resesi ekonomi bulan depan.

Pasalnya, kata dia, imbauan pemerintah untuk hidup normal di tengah pandemi Covid-19 kurang efektif.

Maksud Mahfud adalah, saat ini masih banyak masyarakat yang tak mengenakan masker, berkerumun seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Padahal virus Corona menjadi musuh yang nyata mengancam nyawa manusia.

“Sementara kehidupan ekonomi turun terus. Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9% akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia,” kata Mahfud, dilansir Detik.com, akhir pekan kemarin.

Namun begitu, dia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir. Mengingat resesi bukanlah krisis ekonomi.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner