bakabar.com, BANJARBARU – Makam massal akibat tragedi Jumat Kelabu 23 Mei 1997 makin dilupakan. Pun dengan makam Pahlawan Bumi Kencana di Banjarbaru.
Dari pantauan bakabar.com, peziarah kedua kompleks pemakaman itu menyusut drastis kala Covid-19 mewabah.
“Peziarah perorangan maupun rombongan sangat berkurang, penurunan sampai 85 persen,” ujar Petugas Taman Makam Pahlawan Bumi Kencana, Nurmaniah saat ditemui bakabar.com, Rabu (1/7) siang.
Dari semenjak Bumi Lambung Mangkurat ikut terpapar Covid-19, katanya, tak lagi banyak pengunjung yang datang.
Makam pahlawan ini tadinya ramai dikunjungi, baik perorangan maupun rombongan, seperti anak-anak sekolah, dan lain lain.
“Tapi dari Maret hingga Juni ini, pengunjung bisa dihitung, enggak banyak,” terangnya.
Dalam 4 bulan terakhir, hanya ada 2 rombongan yang berkunjung ke makam pahlawan tersebut. Sedangkan kunjungan perorangan masih bisa dihitung jari.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana dalam satu bulan, kata Nurmaniah, peziarah yang berkunjung jumlahnya ratusan. Akumulasi dari perorangan dan rombongan.
Lantas, adakah protokol Covid-19 di pemakaman untuk peziarah?
“Kami menyiapkan tempat cuci tangan dan sabun, tidak ada syarat khusus peziarah yang mau berkunjung ke makam,” jelasnya.
Sejauh ini, peziarah atau pengunjung makam dianggapnya telah memiliki kesadaran untuk menerapkan protokol Covid-19.
“Semua pengunjung pakai masker, dan yang datang itu paling satu, dua orang jadi enggak perlu diatur. Terus yang rombongan itu mereka semua pakai masker, bawa hand sanitizer sendiri dan masuknya bergantian, semua pengunjung ini sudah paham protokol Covid-19,” ungkapnya.
Sama halnya, taman makam Jumat Kelabu di TPU Landasan Ulin, Banjarbaru pun sepi peziarah.
“Biasanya setiap peringatan Jumat Kelabu pada Mei itu ada yang ziarah meski tidak banyak, tapi sekarang tidak ada sama sekali,” ujar petugas pemakaman, Ipul.
Ipul cukup prihatin melihat kondisi makam Jumat Kelabu yang tampak tak diperhatikan keluarganya.
“Kami ini tugasnya cuma membersihkan makam, nah makam Jumat Kelabu itu ya begitu kondisinya, meski tidak pandemi juga jarang dikunjungi,” jelasnya.
Terpantau, makam berukuran sekitar 26×4 meter ini hampir rata dengan tanah. Hanya beberapa nisan yang masih kokoh berdiri.
Padahal ratusan korban dimakamkan di sana, baik yang beridentitas maupun yang identitasnya tak diketahui hingga saat ini.
“Semenjak pandemi pengunjung makam lain (selain Jumat Kelabu) juga jarang datang, seperti hari ini tidak ada sama sekali,” ungkapnya.
Bahkan, kata Ipul, selama satu minggu ini nihil peziarah makam di TPU tersebut.
Tak berbeda dengan makam pahlawan, di TPU ini juga tidak ada peraturan baku bagi peziarah.
“Mereka yang datang itu pasti pakai masker, tanpa kami suruh, mereka paham sendiri protokol Covid-19,” ungkap penjaga makam itu.
Menurutnya, jika dipresentasekan, jumlah pengunjung makam saat pandemi berkurang lebih dari 50 persen.
Editor: Fariz Fadhillah