Kalsel

Bedah Buku Desmond, Pakar Hukum ULM: Gambarkan Ketatanegaraan Sekarang

apahabar.com, BANJARMASIN – Anggota Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa telah mengeluarkan buku berjudul Fungsi-Fungsi…

Featured-Image
Bedah buku Fungsi-Fungsi DPR RI: Teks, Sejarah, dan Kritik karya Anggota Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa di ULM Banjarmasin, Jumat (6/3).Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Anggota Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa telah mengeluarkan buku berjudul Fungsi-Fungsi DPR RI: Teks, Sejarah, dan Kritik. Penulisan karya ini, diakuinya, berdasarkan pengalaman pribadi.

Karya Desmond tersebut kemudian dibedah di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

"Patut kita hargai dan apresiasi untuk saudara Desmond J. Mahesa untuk memberikan wawasan ketatanegaraan bagi kita secara bersama, khususnya mahasiswa," ujar Pakar Hukum Tata Negara FH ULM Dr Ichsan Anwary dalam kegiatan tersebut.

Ichsan mengatakan judul buku Fungsi-Fungsi DPR RI: Teks, Sejarah, dan Kritik ini memberikan kesan apik dan cermat oleh penulisnya. Desmond seolah menggambarkan pengaturan dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 20A ayat (1) yang menegaskan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

Karya tersebut, sambung Ichsan, juga memberikan pemahaman menyeluruh dan utuh atas keberadaan DPR RI dan dinamika itu dalam sistem ketatanegaraan.

Apalagi, lanjut Ichsan, Desmond sudahberkiprah di DPR RI 2009-2014, 2014-2019, dan periode sekarang 2019-2024. Sehingga buku ini kaya data dan rekaman sejarah tentang kiprah DPR RI dari masa ke masa.

"Buku ini memberikan gambaran atas dinamika pikiran-pikiran yang ada dalam pergelutan di lembaga DPR RI yang kadang informasi dan catatan-catatan dinamika pikiran itu tidak kita dapatkan," tandasnya.

Ketika membaca buku karya Desmond, pembaca disajikan cerita dinamika ketatanegaraan sekarang. Di dalam karya setebal 1028 halaman dengan naskah akademik sebanyak 2276 lembar ini, DPR RI disebutkan tengah dihadapkan pada RUU Cipta Kerja yang datang dari Pemerintah. Padahal produk UU yang digagas anggota DPR RI memiliki kewajiban mendukung rakyat.

"Kita tunggu apakah DPR RI mampu meningkatkan produktivitasnya dalam hal pembuatan undang-undang yang berkualitas," tegasnya.

Pakar Pendidikan ULM Prof DrErsisWarmansyahAbbas mengatakan, tidak bisa dielakkan bahwa harapan masyarakat kepada DPR RI sangatlah tinggi bersamaan dengan mengapungnya berbagai kegundahan.

“Intinya, agar DPR RI lebih banyak berbuat demi rakyat, demi kesejahteraan rakyat. Nah, Desmond sebagai anggota DPR RI tidak sekadar menulis teks fungsi-fungsi DPR RI dalam balutan sejarah, tetapi juga dalam ayunan kritik,” paparnya.

Ditambahkannya, kalaulah ada pertanyaan, bagaimana solusi atas kondisi obyektif tersebut? Untuk jawabannya, akan lebih hebat bila Desmod menulis buku khusus.

Buku ini, sambung Ersis, sangat baik dibaca dan dipahami, bukan saja bagi anggota DPR RI dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota tetapi juga bagi mereka yang akan menjadi Anggota Dewan.

Ia kembali menegaskan dalam pandangan akademis, buku ini selayaknya menjadi rujukan dan referensi.

“Untuk itu bacalah buku ini. Sehingga, pembekalan calon Anggota Dewan akan lebih kuat maknanya,” tuturnya.

Sementara itu, Praktisi dari Uniska Banjarmasin Uhaib As’ad mencatat Desmond sebagai salah satu aktivis dan mahasiswa yang berjuang menegakkan keadilan dan demokrasi pada masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.

“Apa yang ditulis dia di bukunya saya apresiasi sekali karena melalui pemikiran dan pengalaman dia di legislatif,” terang Uhaib.

Menurutnya meskipun lahir di Banua namun Desmon punya political marketing yang bisa jadi di mana pun dia berada.

Perjalanannya menuju Senayan pernah mewakili rakyat Kalimantan Timur dan kali ini ia duduk mewakili Banten.

“Saya pikir Buku ini hadir dengan timing yang tepat sebagai warning up pemanasan dinamika politik di kalsel," jelasnya.

Ketika masa kuliah, Dosen FH ULM Dr Yulia Qamariyanti mengenal Desmond sebagai figur aktivis. Desmond pada saat itu masuk di angkatan masuk tahun 1986 sedang dirinya 1988.

Meski begitu, dalam perkuliahan ia jarang bertemu karena beda ambilan mata kuliah. Mereka dipertemukan dalam kepengurusan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa FH ULM dan Kelompok Studi Islam (KSI) yang pengurusnyaadalah mahasiswa angkatan 1986, 1987, 1988, dan 1989.

"Setelah lulus kuliah saya masih di kampus karena diterima menjadi dosen, dan kak Desmond yang saya ketahui tetap beraktivitas dan tidak tinggal di Banjarmasin. Setelah itu saya lama hilang kontak," pungkasnya.

Kegiatan bedah buku ini dihadiri sang penulis buku DesmonJ Mahesa sebagai penulis buku, Prof Dr Denny Indrayana, Rektor ULM Prof Dr Sutarto Hadi, dan para citivitas akademisi serta mahasiswa.

Baca Juga: Meratus di Ujung Daun, Yunias Robby Bersepeda Yogyakarta ke Tabalong-Kalsel untuk #savemeratus

Baca Juga: SMPN 3 Paringin Bertekad Wujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner