Kalsel

Sulitnya Menempatkan TPS di Kuripan

apahabar.com, MARABAHAN – Keinginan warga Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala (Batola) memiliki layanan Tempat Pembuangan Sementara…

Featured-Image
TPA Tabing Rimbah menampung sekitar 25 ton sampah per hari dari sejumlah kecamatan di Barito Kuala. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Keinginan warga Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala (Batola) memiliki layanan Tempat Pembuangan Sementara (TPS), tampaknya sulit terealisasi dalam waktu dekat.

Terdapat sembilan desa di Kuripan, mulai dari Asia Baru, Batik, Jambu, Jambu Baru, Jarenang, Kabuau, Kuripan, Rimbung Tulang dan Tabatan.

Baca Juga: Potret Warga Miskin di Balangan, Dewan Desak Pemkab Turun ke Lapangan

Kesemua desa tersebut sampai sekarang belum memperoleh pelayanan angkutan sampah. Imbasnya sampah rumah tangga pun lebih banyak berakhir di Sungai Barito.

“Sebenarnya warga menginginkan keberadaan pelayanan TPS di lingkungan mereka. Namun sampai sekarang masih belum terealisasi,” papar Camat Kuripan, Hamdi, awal pekan tadi.

Lantas untuk mengurangi sampah, secara periodik dilakukan gotong-royong membersihkan sampah di sungai. Kendati demikian, kegiatan tersebut hanya terpusat di kawasan lingkungan kecamatan.

“Bagaimanapun pengelolaan sampah ini perlu dipikirkan, terutama sampah yang sulit terurai seperti plastik,” papar Hamdi.

Di sisi lain, UPT Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Barito Kuala tak dapat berbuat banyak.

Angkutan menjadi salah satu kendala, mengingat hanya Batik yang dapat langsung dicapai menggunakan jalur darat dari Marabahan.

Jambu Baru sebenarnya sudah dapat dijangkau menggunakan jalur darat. Namun rute yang dilalui juga tidak mudah, mengingat jalan masih dalam proses pembukaan.

Andai akses menuju Jambu Baru lebih mudah, desa-desa lain pun juga dapat dicapai, kendati tetap harus menggunakan kapal penyeberangan.

“Kami memang belum bisa melayani desa-desa di Kuripan. Kalau dibikinkan TPS, berarti kami juga harus menyediakan angkutan dan petugas,” sahut Kepala UPT Kebersihan PUPR Batola, Supardi, Jumat (31/1).

Setidaknya sepanjang 2020, UPT Kebersihan belum dapat menambah tenaga dan angkutan, seiring pengurangan anggaran.

Padahal di sisi lain, mereka mendapat beban tambahan berupa mengantar 15 dari 25 ton sampah per hari dari TPA Tabing Rimbah ke TPA Regional Banjarbakula di Banjarbaru.

“Kecamatan lain seperti Tabunganen dan Tamban juga belum dapat dilayani. Sedangkan pelayanan di Tabukan belum penuh, karena pengangkutan dilakukan seminggu sekali,” urai Supardi.

“Sementara sebelum TPS tersedia, sampah dikubur dulu. Sebaiknya jangan dibakar karena telah dilarang, sekalipun sampah sudah ditempatkan di TPS,” tambahnya.

Oleh karena UPT Kebersihan kesulitan memberikan layanan, harapan warga Kuripan tinggal menuju kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batola.

Melalui UPT Persampahan, DLH memiliki program pembuatan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R).

“Kami sudah menyediakan TPS3R Desa Kuala Lupak di Tabunganen. Sementara di Kuripan, pengelolaan sampah swadaya ini masih belum,” tukas Hj Fahriana, Kepala DLH Batola, Minggu (2/2).

Baca Juga: Siaga Banjir, Personel Koramil Simpang Empat Terus Lakukan Pemantauan

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner