Kalsel

Nenek di Kotabaru Tak Berdaya Pasca-Tambang Batu Bara

apahabar.com, KOTABARU – Kehadiran industri tambang batu bara tak selalu menyisakan cerita manis. Buktinya, seorang nenek…

Featured-Image
Iptu Iksan Prananto saat menyambangi gubuk Nenek Isur di Kelumpang Tengah, Kabupaten Banjarbaru. Foto- Iptu Iksan for apahabar.com

bakabar.com, KOTABARU – Kehadiran industri tambang batu bara tak selalu menyisakan cerita manis.

Buktinya, seorang nenek renta di kawasan eks pertambangan batu bara, harus hidup serba kekurangan pasca-tambang.

Nenek itu bernama Isur (86). Dia tinggal di Desa Geronggang, Kecamatan Kelumpang Tengah, Kabupaten Kotabaru.

Hidup Isur serba kekurangan, dan mengalami kelumpuhan hingga hampir setahun.

Mendengar kondisi Nenek Isur, Inspektur Satu Polisi Iksan Prananto, kapolsek setempat turun tangan.

Mantan kapolsek dalam kota ini didampingi dua personelnya datang tidak dengan tangan kosong. Dia membawa bantuan untuk Nenek Isur.

“Sebagai bentuk kepedulian dari kepolisian untuk masyarakat,” ujar dia dihubungi bakabar.com, Kamis (16/1).

Di pengujung kunjungan, Iksan membuat banyak orang terenyuh. Mungkin saja menginspirasi agar bisa berbagi kepada sesama.

“Intinya, kita ini bukan siapa-siapa, dan tidak punya apa-apa. Semua hanya titipan. Ada hak mereka dari rezeki kita,” pungkas Iksan.

Sementara, dalam perjalanan kembali ke Mapolseknya, Iksan juga mampir ke dua warga Geronggang. Memberi bantuan, karena juga umumnya warga di sana hidup dalam kondisi serba kekurangan.

Anak kandung Nenek Irus, Selamet Riyadi bilang ibu tercintanya lumpuh sejak 10 bulan belakangan.

Slamet mengakui pasca-bekerja sebagai karyawan tambang batu bara kondisi ekonominya sedang susah.

“Sejak saya tidak kerja lagi di tambang, ya saya tidak lagi punya penghasilan tetap. Sekarang nganggur, mana sekarang ibu saya sedang sakit. Alhamdulillah, kemarin ada pak polisi datang kasih bantuan buat kami,” lirihnya.

Sementara, salah satu tokoh Desa Geronggang, Herpani tahu benar kesusahan yang menimpa Nenek Irus.

“Kondisinya memang memperihatinkan sekali. Dia tinggal sama anak laki-lakinya yang sudah tidak bekerja lagi sebagai karyawan tambang,” ujar eks Kades Geronggang, yang juga aktif sebagai wartawan di salah satu media nasional itu.

Merosotnya perekonomian di Desa Geronggan, kata dia, tak lepas dari setopnya aktivitas PT Satria Putra Agung (SPA).

PT SPA menambang di kawasan Desa Geronggang sejak pertengahan 2016 hingga tahun 2018 silam.

“Ya, sejak itulah, kampung kami mulai sepi sampai sekarang,” ujarnya mengakhiri.

Baca Juga: Save Meratus, Ulama HST Mantap Haramkan Pertambangan Batu Bara

Baca Juga: 2 Tambang Batu Bara RI Masuk 10 Besar Dunia, Salah Satunya di Kalsel

Reporter: Masduki
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner