BPJS Kesehatan Barabai

Naik 100 Persen, Ismah Tak Berpaling dari BPJS Kesehatan

apahabar.com, BARABAI –  Sejak diberlakukan tarif iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) yang baru, Ismah Wati…

Featured-Image
Ismah Wati serta dua anaknya usai mengurus penambahan anggota keluarga di BPJS Cabang Barabai, Kamis (23/1). Foto-Reza for apahabar.com

bakabar.com, BARABAI – Sejak diberlakukan tarif iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) yang baru, Ismah Wati tak berpaling dari kepesertaannya pada Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).

Wanita yang tinggal di Kecamatan Batu Benawa Hulu Sungai Tengah(HST) itu merupakan ibu rumah tangga. Walaupun suaminya berprofesi sebagai sopir truk yang berpenghasilan tak menentu, dia tetap membayar iuran.

Ismah bukan mendapat bantuan melalui UHC ataupun Peserta Penerima Upah (PPU) yang dibayarkan pemerintah atau perusahaan, melainkan Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau Peserta Mandiri.

Padahal dampak yang paling terasa pada kenaikan iuran itu adalah mereka yang merupakan Peserta Mandiri. Sebab kenaikan itu mencapai 100 persen.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2019 tentang Jaminan Kesehatan, kini Iuran Kelas I disesuaikan menjadi Rp160.000, Kelas II Rp110.000 dan Kelas III Rp42.000 per orang untuk bulanannya.

Walau bukan termasuk peserta penerima bantuan, Ismah tetap rutin membayar iuran itu. Bahkan ia membayarkan 8 orang anggota keluarganya untuk JKN.

Atas dasar itulah keinginannya Ismah untuk mendapatkan jaminan kesehatan sangatlah tinggi dengan memastikan seluruh anggota keluarganya tercover program tersebut.

Terlebih dengan profesi suaminya yang mencari nafkah di jalan yang rentan akan risiko kesehatan. Melihat kondisi seperti itu, Ismah mantap mendaftarkan keluarga pada JKN Kelas III.

"Sejak awal saya mendaftar pada Agustus 2018 menjadi peserta mandiri kelas 3. Sampai sekarang tidak pernah ada kendala dalam menggunakannya," kata Ismah saat mengurus penambahan anggota keluarga di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Barabai Kamis (23/1).

Disinggung tentang penyesuaian iuran terbaru itu, Ismah mengaku berat membayarnya. Namun ia merasa bahwa rasa berat itu masih tak sebanding dengan manfaat besar yang didapatkan.

Ia pun bercerita tentang pengalamannya. Sempat suaminya terkena malaria sampai dua kali.

Kejadian pertama, kata Ismah, suaminya dirawat di RS Ulin Banjarmasin dan yang terakhir pada bulan Desember kemarin di RSUD H. Damanhuri Barabai.

"Alhamdulillah semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan dan pelayanannya memuaskan," katanya dengan mantap.

Tak hanya itu, ketika melahirkan anaknya yang terakhir, Ismah juga memanfaatkan kartu itu (KIS-red).

"Semuanya tak ada yang dipungut biaya, cuma saat terakhir suami dirawat ada naik kelas, jadi ada tambahan biaya. Kalau tidak salah 400 ribuan saja, untungnya masih terjangkau," jelas Ismah.

Dari kisah itu, Ismah berharap agar BPJS Kesehatan mempertahankan kualitas layanan yang ada. Mulai dari pelayanan administrasi hingga pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada.

"Layanan yang didapat selama ini bagus saja dan cepat, semoga seperti ini terus ke depannya," harap Ismah.

Baca Juga:Bangun Siring Sungai, Banjarmasin Andalkan APBN

Baca Juga: Warga Kecewa, Aparatur Desa Baroqah Tidak Mengantor Hari Ini

Baca Juga: Brakkk!!!! Kakek di Mandastana Dihantam CBR hingga Tewas

Baca Juga: Eks Petinggi KPU Kritik Penanganan Dugaan Asusila Gusti Makmur

Reporter: HN Lazuardi
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner