bakabar.com, BANJARBARU – Menggandeng Pelindo, Bank Indonesia bertekad mengembangkan puluhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Banjarmasin.
“Kita menggandeng PT Pelindo III, karena mereka mempunyai dana Program Kerja Bergulir dan Corporate Social Responsibility (CSR),” ucap Manager Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Prov Kalsel, Aryo Wobowo, Selasa (28/1) pagi.
Program ini dinilai selaras dengan program BI dalam mengembangkan ekonomi. Salah satunya melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM.
Meski begitu, BI hanya bisa melakukan pembinaan dengan memberikan pelatihan, marketing, dan digital ekonomi. Namun, BI belum bisa memberikan pendanaan kepada pelaku UMKM.
“Terkait pendanaan, BI hanya bisa menggandeng perbankan, baik konvensional maupun syariah. Termasuk BUMN seperti Pelindo III Banjarmasin,” bebernya.
Dalam kesempatan tadi, diundang sebanyak 50 pelaku UMKM Binaan BI dan BUMN lain. Kemudian, pelaku UMKM akan dijaringkan ke perusahaan yang memiliki dana bergilir tersebut. Sebagai contoh Pelindo III Banjarmasin.
Selanjutnya, UMKM yang terlibat dalam pemberian dana bergulir diwajibkan mempunyai laporan keuangan melalui Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (APIK) milik BI.
“Laporan keuangan merupakan tatanan tersendiri bagi pelaku UMKM. Mereka agak lemah dalam pencatatan keuangan kegiatan usaha,” bebernya.
Menurutnya, APIK merupakan aplikasi keuangan yang sangat sederhana. Bahkan bisa digunakan dengan Smartphone. Baik secara online maupun offline.
“Kemudahan aplikasi ini sangat sederhana, tapi powerfull,” cetusnya.
Sementara itu, Deputi Manager Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Pelindo III Banjarmasin, Mamu Yuwono mengatakan untuk menjadikan pelaku UMKM bisa sukses dan mandiri, maka perlu aplikasi.
“Oleh sebab itu, Pelindo III bekerja sama dengan BI untuk bisa mengisi aplikasi. Dengan tujuan agar pelaku UMKM mampu menganalisis hasil usaha,” bebernya.
Bukan tanpa alasan, ia menilai selama ini pelaku UMKM kesulitan dalam membuat laporan keuangan secara benar.
“Maka dari itu, Pelindo III bekerja sama dengan BI,” cetusnya.
Adapun suku bunga yang ditawarkan terbilang cukup kecil, yakni hanya sebesar 3 persen.
Mengingat, BUMN diberikan mandat untuk turut serta memajukan pelaku UMKM di Indonesia.
“Suku bunga yang diberikan hanya sebesar 3 persen per tahun. Itu pun saldonya menurun. Jadi, dana maksimal yang bisa diberikan sebesar Rp200 juta,” ungkapnya.
Baca Juga:Erick Thohir Akan Umumkan Restrukturisasi Utang Krakatau Steel Rp40 Triliun
Baca Juga:Harga Batu Bara Makin Anjlok Turut Terdampak Merebaknya Virus Corona
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Fariz Fadhillah