bakabar.com, BANJARMASIN – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami berbagai macam persoalan dalam hal permodalan dan pemasaran ke ritel modern di Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Semoga di tahun 2020 ini, pemerintah lebih fokus memperhatikan UMKM. Baik dari segi perbankan, pajak, dan lainnya,” ucap Wakil Ketua DPD Hipmikindo Kalsel, Wahidah kepadabakabar.com, Jumat (3/1) siang.
Menurutnya, perlu adanya perlakuan khusus terhadap pelaku UMKM di Kalsel.
Salah satunya dengan memberikan pinjaman yang lunak yakni maksimal Rp25 juta.
Kemudian, sambung dia, pemerintah harus mampu menekan suku bunga yang layak agar pelaku UMKM tak memiliki agunan.
“Mengingat suku bunga masih mencapai 6-7 persen,” ungkapnya.
Problematika lain yang dihadapi pelaku UMKM Kalsel yakni terkait pemasaran di ritel modern.
Pelaku UMKM, tambah dia, harus memiliki modal berlapis apabila ingin memasuki ritel modern.
Mengingat, ritel modern yang bersangkutan seperti Trans Mart, Indomaret, dan Alfa Mart membayar hasil penjualan apabila seluruh produk itu sudah laku.
“Pada awalnya mereka (Pelaku UMKM, red) senang menitip barang di ritel modern. Akan tetapi untuk pembayaran tak bisa hari ini, namun sampai dengan nota menumpuk,” tegasnya.
Sementara itu, tegas dia, pelaku UMKM memerlukan modal cepat untuk memproduksi kembali bahan dagangan.
“Lantaran tak dibayar kontan, maka UMKMmeminjam uang kepada rentenir,” jelasnya.
Oleh sebab itu, harap dia, pemerintah harus memperhatikan lagi nasib pelaku UMKM di Kalsel.
Dengan cara menekan para pengusaha ritel modern agar membayar secara langsung hasil penjualan kepada UMKM.
“Jangan sampai tertumpuk nota tagihan, ini agar UMKM bisa merekrut tenaga kerja dan memperluas lagi jaringan usaha. Sehingga pelaku usaha bisa sejahtera,” pungkasnya.
Baca Juga: Bantu Permodalan UMKM, MHM Siap Tembus Ritel Modern
Baca Juga: Jokowi: Ada Bank Wakaf Mikro, UMKM Bisa Hindari Rentenir
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif