bakabar.com, JAKARTA – TNI kembali menambah sejumlah armada perang angkatan laut, Senin (6/1).
Hal itu lantaran sejumlah kapal nelayan China memilik bertahan di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Kapal-kapal ini ditugaskan TNI untuk pengamanan perairan yang hendak diklaim oleh China itu.
“Kami perkuat hingga delapan KRI di daerah operasi,” kata Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono, dikutip bakabar.com dari CNN Indonesia.
Yudo memastikan bahwa situasi perairan Natuna belum banyak berubah sejak kemarin.
Kapal-kapal nelayan China, kata dia, memilih bertahan dan menangkap ikan di sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
Mereka didampingi dua kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan China.
TNI, tegas Yudo, sudah menurunkan dua unsur kapal perang guna mengusir kapal asing keluar dari Natuna, antara lain KRI Teuku Umar dan KRI Tjiptadi.
Tiga kapal perang tambahan itu tak lepas dari gelagat China mengklaim berdaulat di Laut Natuna.
Selain kapal perang, TNI menyiagakan ratusan prajurit tempur termasuk marinir.
Laksdya TNI Yudo Morgono memimpin langsung apel gelar pasukan di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu kemarin itu.
Selaras, DPRD Kepulauan Riau mengecam aktivitas kapal asing yang masuk ke Perairan Natuna secara ilegal.
“Kapal nelayan asing seperti dari China, Vietnam dan Thailand tidak sepantasnya mencuri ikan di Perairan Natuna. Semestinya patuhi batas-batas negara, dan ketentuan internasional,” ujar Ketua Komisi I DPRD Kepri Bobby Jayanto di Tanjung Pinang, Senin, dikutip bakabar.com dari Antara.
Anggota DPRD Kepri, kata dia, dalam waktu dekat akan mengunjungi Natuna untuk melihat langsung perkembangan dari permasalahan itu.
“Kami lagi menyusun jadwal untuk melakukan kunjungan kerja di Natuna,” katanya.
Bobby berharap permasalahan tersebut tidak memanas. Ia meyakini Pemerintah Pusat dan Pemerintah China mampu menyelesaikan permasalahan itu secara diplomasi.
Baca Juga:Terkait Natuna, Jokowi Tegaskan Tak Ada Tawar-menawar soal Kedaulatan Teritorial RI
Baca Juga:TNI AL: Kapal Cina Tak Mau Keluar dari Natuna
Editor: Fariz Fadhillah