Kalsel

Batola Pasang Status Siaga Darurat Banjir

apahabar.com, MARABAHAN – Kendati ketinggian air masih dapat ditoleransi, Barito Kuala sudah menyiapkan ratusan orang dari…

Featured-Image
Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, mengecek kesiapan peralatan tanggap bencana banjir bersama Dandim 1005 Marabahan, Letkol Kav Sugianto, serta Kapolres Batola, AKBP Bagus Suseno, Selasa (14/1). Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Kendati ketinggian air masih dapat ditoleransi, Barito Kuala sudah menyiapkan ratusan orang dari lintas instansi dan organisasi untuk mengantisipasi potensi bencana banjir.

Setidaknya dalam dua pekan terakhir, kedalaman air Sungai Barito terus meningkat, seiring peningkatan curah hujan di hulu dan hilir.

Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan menjadi penyebab banjir, mengingat intensitas hujan di Batola diperkirakan mencapai puncak sejak pertengahan Januari hingga awal Februari.

“Memasuki musim hujan, banjir menjadi ancaman sejumlah kawasan di Batola hampir setiap tahun, terutama pesisir Sungai Barito,” papar Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, seusai Apel Siaga Bencana di Halaman Makodim 1005 Marabahan, Selasa (14/1).

“Diperlukan koordinasi semua stakeholder guna menyamakan persepsi demi kesiapan tanggap darurat, sekaligus memaksimalkan semua kemampuan,” tegasnya.

Berdasarkan Dokumen Kajian Risiko Bencana, potensi luas bahaya banjir di Batola seluas 294.142 hektare, serta berdampak terhadap 94.320 jiwa.

Penyebabnya adalah bentuk morfologi Batola yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0,2 hingga 3 meter dari permukaan laut.

Pun Batola diapit Sungai Barito dan Sungai Kapuas. Selain mempengaruhi tata air dan transportasi, kondisi ini membuat Batola rawan limpasan air, baik yang disebabkan air hujan maupun pengaruh pasang surut air laut.

Limpasan itulah yang membuat banyak wilayah Kecamatan Kuripan, Tabunganen, Mandastana, Jejangkit dan Tabukan tergenang banjir setiap tahun.

“Banjir paling parah terjadi 2015, ketika Kuripan tergenang air setinggi 75 sentimeter. Sedangkan di Jejangkit, ketinggian air mencapai 1 meter,” jelas Sumarno, Kepala Pelaksana BPBD Batola.

Sebagai bentuk persiapan, sudah dikumpulkan berbagai peralatan seperti perahu karet, speed boat, tenda pengungsian, serta rencana kontijensi menghadapi banjir yang berisi sejumlah penugasan.

Selain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pihak yang terlibat antara lain Kodim 1005 Marabahan, Polres Batola, Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, hingga relawan yang berjumlah ratusan orang.

“Sampai sekarang kami baru menentukan status siaga darurat. Kalau sudah menjadi status tanggap darurat, tindakan awal yang wajib dilakukan adalah mendirikan posko di wilayah bencana,” papar Sumarno.

“Semua sarana juga sudah disiapkan dari Kodim 1005 Marabahan, Polres Batola, BPBD, Dinas Sosial, termasuk ratusan relawan gabungan,” tandasnya.

Baca Juga: Nasruddin, "Nabi" dari Kahakan Alami Gangguan Jiwa!

Baca Juga: Wacana Kunker Berjemaah ke Luar Negeri Dibantah Anggota Dewan

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner