bakabar.com, MARABAHAN – Akibat abrasi dari terpaan Sungai Barito, kondisi Dermaga Pasar Marabahan semakin mengkhawatirkan.
Terbuat dari kayu ulin berukuran besar, dermaga tersebut relatif masih sibuk, kendati transportasi darat semakin mendominasi seiring pembangunan banyak ruas jalan.
Dermaga itu tetap menjadi tempat bertambat kelotok pedagang maupun warga yang beraktivitas di Pasar Marabahan, terutama setiap Senin hingga Selasa.
Masih di bangunan dermaga, berdiri beberapa warung makan dan kios kebutuhan pokok lain.
Juga berparkir sejumlah taksi kelotok dengan rute kawasan yang belum dapat dijangkau transportasi darat. Selain warga lokal, taksi kelotok digunakan pekerja-pekerja perkebunan sawit.
Namun belakangan tempat mereka beraktivitas mulai kurang nyaman. Terutama di sisi kiri menghadap ke Kecamatan Bakumpai, beberapa tiang dermaga hilang akibat tenggelam ke dasar sungai.
Akibatnya beberapa meter bagian depan dermaga yang menjorok ke sungai sudah miring, lantaran kehilangan penyangga.
Andai tidak ditopang tali baja yang diikatkan ke tiang lain, bukan tak mungkin lantai dermaga itu juga ikut ambruk. Padahal di dekat area itu, terdapat warung dan parkiran taksi kelotok.
“Kami menggunakan biaya sendiri untuk membeli dan memasang tali baja itu. Kalau tak dipasangi tali, dermaga dan warung kami pasti ikut roboh,” papar Hj Zaitun, pedagang yang berada di kiri depan dermaga, Kamis (23/1).
“Kerusakan dermaga ini semakin parah dalam setahun terakhir. Walaupun sudah hampir roboh, tetap saja banyak orang yang lewat,” imbuhnya.
Kendati kerap dilewati, belum seorang pun yang terjatuh ke sungai lantaran salah injak, bahkan ketika dermaga dipadati kelotok pengunjung Batola Expo 2020.
“Untungnya kadada urang yang suah tecabur ke sungai. Tapi kadang-kadang ada jua orang yang tergelincir, terutama ketika membawa banyak bawaan,” beber Zaitun.
Sementara salah seorang penumpang kelotok bernama Agus, ikut mengkhawatirkan kondisi tersebut.
“Kalau lama dibiarkan tidak diperbaiki, bisa saja sewaktu-waktu orang terjatuh ke sungai dari dermaga. Andai tidak yakin, lebih baik naik ke kelotok di tempat yang lebih rata,” paparnya.
Kerusakan tersebut diyakini bukan disebabkan kesalahan konstruksi. Abrasi menjadi penyebab utama kerusakan mengingat dermaga sebelah kiri tepat berhadapan dengan simpang tiga sungai.
Dari tahun ke tahun, arus air yang datang dari persimpangan itu langsung menghantam tiang dermaga dan pinggir sungai, sebelum mengalir ke kiri dan kanan.
“Perbaikan Dermaga Pasar Marabahan sudah dalam perencanaan. Kalau proses lelang berjalan mulus, perbaikan dimulai pertengahan 2020,” sahut Kepala Dinas Perhubungan Barito Kuala, Syamsul Arifin, Jumat (24/1).
Memanfaatkan anggaran sebesar Rp700 juta, perbaikan tersebut meliputi penggantian tiang dan lantai yang hilang maupun patah, tetap menggunakan kayu ulin.
“Kalau perombakan dermaga keseluruhan, tentu diperlukan dana lebih besar. Kedepan memang terdapat rencana mengubah total dermaga menjadi betonan,” tandasnya.
Baca Juga:Demi Keluarga, Bocah 12 Tahun Rela Keliling Banjarmasin Jajakan Balon
Baca Juga:Perayaan Imlek dan Partisipasi Non-Konghucu di Banjarmasin
Baca Juga: DLH Kotabaru Siapkan Kapal Khusus Pembersih Sampah
Baca Juga: Pemprov Kalsel Kian Serius Kembangkan Objek Wisata Bukit Batu
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif