bakabar.com, KOTABARU – Malam tadi, kebingungan dirasakan benar oleh Fathul Jannah, warga Desa Semayap. Buah hatinya meronta lantaran sakit.
Dengan perasaan panik, wanita beranak tiga ini memutari pusat Kotabaru agar buah hatinya yang masih berusia 1,5 tahun mendapatkan pelayanan medis dari seorang dokter spesialis anak.
Pontang-panting wanita ini menggendong buah hatinya. Sejumlah klinik didatangi. Tapi, semua itu sama sekali tidak membuahkan hasil.
Rupanya, tak satupun klinik-klinik di Kotabaru menyediakan dokter spesialis anak.
Hal yang lebih mengejutkan bagi Fathul, bahwa juga tidak ada dokter spesialis anak di RSUD Kotabaru. Melainkan hanya dokter umum.
“Saya bingung, mau membawa anak saya ke mana. Anak saya ini sejak pagi tadi muntah-muntah. Badannya panas. Tapi, saya sudah keliling mencari dokter spesialis anak di klinik tidak ada. RSUD di Kotabaru ini tidak ada,” ujar Fathul, kepada bakabar.com Kamis (2/1) malam.
Tak ada dokter anak, dokter lain pun jadi. Pasrah lantaran kondisi anaknya yang lemah, Fathul memutuskan untuk membawa anaknya ke dokter umum di Jalan Patmaraga Kotabaru.
Sementara, dr Nasar Radfan, Direktur RSUD Kotabaru, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa dokter spesialis anak di RSUD sedang kosong.
“Sudah enam bulan kosong. Sementara mengisi kekosongan, ada kunjungan dokter anak dari Kabupaten Tanah Bumbu setiap hari Selasa dan Kamis,” pungkas Dirut.
Dilansir Kalimantannews.com, sejatinya Kotabaru pernah memiliki dokter spesialis anak pada 2010 silam. Dokter itu bernama Urigenes Mangelik. Sayang, ia meregang nyawa akibat kecelakaan laut di perairan Rampak, Pulau Laut Utara, Kotabaru.
Praktis, sampai kini kabupaten yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar dengan 110 pulau kecil itu kekurangan dokter spesialis anak.
Reporter: Masduki
Editor: Fariz Fadhillah