Kalsel

Jemaah: Penangkapan Nasruddin Sudah Diramalkan Alquran

apahabar.com, BARABAI – Dalam bahasa Arab, nabi berarti orang yang mengabarkan atau mengajarkan ayat-ayat Allah setelah…

Featured-Image
Nasruddin, tersangka penista agama sudah dua hari mendekam di Markas Polres HST. Meski begitu, pengaku nabi itu tak kehilangan pesona. Siang tadi, sejumlah keluarga dan jemaah-nya datang silih berganti untuk menjenguk. Membawakan bermacam kebutuhan Nasrudin, seperti gunting dan cermin. apahabar.com/HN Lazuardi

bakabar.com, BARABAI - Dalam bahasa Arab, nabi berarti orang yang mengabarkan atau mengajarkan ayat-ayat Allah setelah menerima wahyu dari-Nya. Artinya dia di sisi Tuhan.

Mengaku tidak mengaku, Nasruddin tetap disebut Nabi. Karena tugasnya menyampaikan ayat-ayat Tuhan.

Sepenggal kalimat di atas adalah pengakuan sebagian pengikut Nasruddin mengartikan bahasa Arab ke Indonesia.

Terlebih, YF, pria yang mendapuk diri sebagai jemaah pertama Nasruddin, pengaku nabi terakhir dari Desa Kakahan, Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan itu.

"Diibaratkan seorang dokter, walaupun dia tidak mengakui dirinya dokter tapi statusnya tetap dokter. Mengobati orang," kata YF, salah satu jemaah usai membesuk Nasruddin di Markas Polres Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis (05/12).

Lain lagi dengan rasul, yang diartikan diperintah. Yang diperintah itu apa? Yaitu diperintahkan untuk menerangkan kitab-Nya.

Kepercayaan YF, yang diperintah itu hanya menerangkan Alquran semata. Jadi pengertian rasul itu adalah orang yang diperintah.

Bila nabi itu berpangkat rasul berarti sahih dia (Nasrullah) diperintah. Apabila tidak berpangkat rasul maka dirinya saja yang mengakui nabi, Allah belum memerintah.

"Jadi Guru (Nasruddin) ini bukan mengaku nabi bukan mengaku rasul, tapi guru ingin menjelaskan apa pengertian nabi apa pengertian rasul. Banyak orang yang tak paham ini. Dia hanya menerangkan itu dari bahasa Arab ke Indonesia," tegas YF kepada bakabar.com.

Terkait kalimat Syahadatain-nya: 'Aku naik saksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Aku naik saksi bahwa Nasruddin utusan Allah (bagi pengikut Nasruddin). Lalu, 'Aku naik saksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Aku naik saksi bahwa Aku utusan Allah (Bagi Nasruddin sendiri).

Diterangkan YF, syahadat itu bentuk pengakuan sebagai kesahihan Nasruddin sebagai seorang guru.

Nabi Muhammad bersyahadat kepada pemimpin-Nya: Allah. Sementara pengikutnya bersyahadat ke Nabi Muhammad. Karena Nabi Muhammad panutan mereka.

“Demikian pula seperti kami, harus bersyahadat kepada sidin (Nasruddin) karena dia panutan kami. Sementara Nasruddin bersyahadat kepada siapa yang membimbing sidin, roh kudus yang membimbingnya," jelas YF.

Sekitar 29 tahun lalu -versi Nasruddin, sedangkan menurut YF, 25 tahun lalu, Nasruddin didatangi roh kudus yang berbentuk cahaya ke rumahnya.

"Sebagai pembuktian beliau dituruni roh kudus, dia bisa mengajarakan kitab Allah menurut aturan Nabi Muhammad. Sebagaimana nabi, begitulah beliau mengajarkannya. Itulah yang diajarkannya dan sesuai dengan Rasul, sunah-nya," kata YF.

Seiring perjalanannya, kata dia, banyak orang yang datang menuntut keingintahuan. "Jadi dia mau tidak mau ada tuntutan untuk memberi tahu, bukan kehendak dia untuk memberitahu," kata YF.

Bersumber dari Alquran, Nasruddin bisa menceritakan perjalanan dari Nabi Adam hingga Muhammad sampai akhir zaman yang bakal terjadi.

Lantas mengapa mau meyakini ajaran Nasruddin?

YF, sudah belajar dengan Nasruddin pada 2001. Dan dia merupakan jemaah pertama.

Jauh sebelum itu, YF mendapat informasi dari temannya. Temannya itu berujar jika Nasruddin menerangkan dan mengajarkan ilmu menggunakan Alquran.

Penasaran, dia pun mencari Nasruddin ke kediamannya di Desa Bandang-Kahakan, Kecamatan Batu Benawa, hingga terjadilah pembicaraan.

"Guru saat itu masih belum berilmu (kajian), yang punya ilmu itu Allah saja. Artinya ilmu itu dari Allah saja ilmu seperti lainnya tidak ada artinya hanya untuk keselamatan dunia akhirat saja, yaitu menggunakan Quran semata," cerita YF, menirukan ucapan Nasruddin kala itu.

"Saya juga tidak langsung meyakini, saya punya akal, tidak sembarang yakini,” jelas dia.

Dalam perjalanan hidupnya, YF mengaku sudah pernah belajar dari beberapa ulama dan para guru.

“Ternyata dari Nasruddin-lah ada kebenaran, ayat-ayat Quran berdatangan membimbing saya lewat Nasruddin, semakin terang, semakin melihat keadaan dunia kejadian yang bakal terjadi, sudah terjadi ternyata benar," aku YF.

Guru, lanjut YF, tidak mau menerangkan di luar dari kehendak Allah apa yang sampaikan-Nya itulah yang diterangkannya. ‘Guru’ tidak mengajarkan di luar Alquran.

"Saya juga melihat apa yang ada di dalam Alquran yang diterangkan sesuai dengan fakta dan kejadian. Saya dan jemaah lainnya tidak bisa membantah. Seperti kejadian sekarang (ditangkap) sudah diterangkan," kata YF.

Nasruddin kini ditetapkan polisi sebagai tersangka penista agama. Ia resmi ditahan per 3 Desember kemarin, usai polisi didapati sejumlah bukti dari penggeledahan di kediamannya.

YF pun mengutip apa yang sudah diterangkan dalam Alquran yang dipelajarinya dari Nasruddin, "Setiap orang-orang dari Allah itu mau ditangkap, dibunuh, dimusuhi, dikatakan menyesatkan.'

"Ini kan sudah kejadiannya. Bukannya ragu, malah menambah keyakinan bahwa apa yang diceritakan guru itu benar. Masih banyak juga rahasia-rahasia dari Alquran yang belum kami buka," ujar YF.

Selain YF, ada juga AR yang sejak 2013 belajar dengan Nasruddin. Dia pun telah banyak menuntut ilmu agama Islam dari berbagai ulama.

Berbekal dari hadis Nabi Muhammad, "Barang siapa berpegang pada Quran dan sunahku maka tidak akan sesat jalan selamanya." AR merasa cocok dan ilmu lebih diterimanya dengan berguru kepada Nasruddin.

"Dari mengikuti pengajian-pengajian lainnya, ternyata bukan Quran dan sunah yang diajarkan tetapi kitab-kitab karangan para ulama. Setelah berguru ke Nasruddin, ternyata sesuai. Karena Nabi Muhammad ‘kan dua itu aja yang dipegang. Kalau keluar dari dua itu kan sesat. Bukan kami yang mengatakan tapi Nabi Muhammad," tegas AR.

Bagaimana terbentuknya Alfurqan?

Suatu saat nanti setelah Alquran (wahyu dari roh kudus) terkumpul seluruhnya, bisa diganti nama jadi Alfurqan, ujarnya.

"Kitab Allah itu dulu kan ada Injil, Taurat, Zabur dan Alquran. Itu yang menerangkannya kan berbeda-beda. Sebenarnya kitab Allah hanya satu saja,” kata dia.

Terkait lembaran Alfurqan, kata dia, semuanya dari wahyu Allah. Apa yang disampaikan Allah kepada Nasruddin itulah yang disampaikannya kepada jemaah.

Dari bukti-bukti hasil penggeledahan yang ditampilkan oleh pihak Polres HST dan pengakuan langsung dari Nasruddin kemarin (03/12).

Alfurqan adalah sejumlah terjemahan ayat-ayat Alquran yang dikutipnya dan dijadikannya lembaran-lembaran kertas.

Polisi membeberkan cara membuatnya. Terjemahan ayat-ayat Alquran dikutip sebagian atau secara keseluruhan sesuai keinginan Nasruddin.

Kemudian, kutipan tersebut diketik menggunakan laptop lalu dicetak dengan kertas HVS hingga di-laminating.

"Tulisan itu sesuai dengan kejadian-kejadian yang kami (dia beserta jemaah, Red) alami. Saya menulisnya sejak pertama kali didatangi Roh Kudus," aku Nasruddin di hadapan awak media, saat jumpa pers, Selasa kemarin.

Sementara, Kapolres HST AKBP Sabana Atmojo membeberkan bahwa pihaknya sudah mengecek Alfurqan yang dibuat dari potongan terjemahan ayat-ayat Alquran itu.

"Hasilnya, ada yang ditambah ada pula yang dikurangi," ujar Sabana.

Seperti terjemahan surat Ibrahim, ayat pertama yang dikutipnya. Di situ, Nasruddin mengganti tulisan 'Muhammad' dan menggantinya dengan kata 'Dia'.

Berbeda dari pengakuan YF. Dia mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak berani mengutip, tidak menambah bahkan tidak mengurangi. Hanya saja semua itu berdasarkan kejadian yang ada.

"Sebagai contoh, misalnya hujan, apa penyebabnya, lalu diberitakan lewat wahyu. Baru Nasruddin menceritakan kepada jemaah kejadiannya,” jelas dia.

Jemaah bertambah yakin dengan itu, sebelum terjadi sudah diceritakan kejadiannya yang bakal terjadi. “Artinya itu bukan pendapat dia," kata YF.

Di dalam Alquran, lanjut YF, ada terjemahan, ada sebagian yang kurang lengkap atau kurang tepat datang rasul lalu dibenarkan.

"Bukan dibuat-buat," ujar YF mengakhiri.

Ya, Nasruddin telah dua hari mendekam di Markas Polres HST. Meski begitu, sang ‘nabi’ dari Kakahan itu tak kehilangan pesona.

Dari pantauan bakabar.com siang tadi, sejumlah keluarga dan jemaah-nya datang silih berganti untuk menjenguk.

Satu persatu dari mereka mengobrol dan bersalaman dengan Nasruddin yang dihelat pagar besi di ruang tahanan. Mereka juga membawakan bermacam kebutuhan Nasrudin, seperti gunting dan cermin.

img

bakabar.com/Zulfikar

Baca Juga:Heboh Nabi Terakhir di Benawa HST, Polisi Segera Tetapkan Tersangka

Baca Juga:Polisi Temukan Fakta Baru dari Pengaku Nabi Terakhir di HST

Baca Juga:Ditetapkan Tersangka, Pengaku Nabi Terakhir di HST Belum Ditahan

Baca Juga:Pengaku Nabi Terakhir di HST Diciduk di Rumahnya, Polisi Temukan Barang Bukti

Baca Juga:Heboh Nabi Terakhir di Benawa HST, Polisi Segera Tetapkan Tersangka

Reporter: HN LazuardiEditor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner