Kalsel

Hepatitis A Serang 53 Siswa SMPN 4 Banjarbaru, Dinkes: Bukan KLB

apahabar.com, BANJARBARU – Puluhan siswa SMPN 4 Banjarbaru dikabarkan terjangkit Hepatitis A. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek)…

Featured-Image
Kemenkes melaporkan tiga kasus kematian akibat virus hepatitis. Foto ilustrasi: Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Puluhan siswa SMPN 4 Banjarbaru dikabarkan terjangkit Hepatitis A. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SMPN 4 Banjarbaru, Jarot Santosa membenarkan kabar itu.

Ia mengatakan, hingga kemarin jumlah siswa yang diduga terjangkit hepatitis A sudah mencapai 53 orang.

“Siswa yang terkena hepatitis A merata, dari kelas tujuh sampai kelas sembilan,” katanya kepadabakabar.com, Jumat (6/12).

Dia mengungkapkan, mewabahnya hepatitis A di SMPN 4 Banjarbaru baru diketahui akhir November 2019, tepatnya Jumat (29/11) tadi.

“Saat itu ada delapan siswa yang izin tidak masuk sekolah karena sakit. Sakit yang mereka rasakan gejalanya sama. Yakni, mual, pusing dan wajah menguning. Saat diperiksa, ternyata mereka positif hepatitis A,” ungkapnya.

Kemudian Senin (2/12) lagi-lagi ada sejumlah siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Bahkan jumlahnya lebih banyak, yakni 20 orang.

“Semuanya sama, juga sakit karena terjangkit hepatitis A,” paparnya.

Khawatir yang akan terjangkit akan semakin banyak, pihak sekolah langsung menghubungi Puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan terhadap para siswa.

“Pihak guru kemudian melapor ke Puskesmas Landasan Ulin. Setelah kami lapor, hari Selasa (3/12) pihak Puskesmas datang untuk memberikan penyuluhan dan melakukan pemeriksaan,” terang Jarot.

Dikatakannya, pada saat pemeriksaan tim surveilans Puskesmas mengambil sample darah 20 siswa yang juga diduga terjangkit hepatitis A. Lantaran, mengeluhkan mual dan pusing.

Tak diduga, hasilnya sangat mengejutkan. Semua sample darah yang diambil menunjukkan positif Hepatitis A.

“Ketika hasilnya keluar, ternyata benar semuanya juga positif hepatitis A,” bebernya.

Tak berselang lama, pada hari berikutnya Rabu (4/12) dan Kamis (5/12) ternyata kembali ada beberapa siswa yang tidak masuk sekolah disinyalir akibat menderita hepatitis A. Dalam dua hari itu ada tambahan 5 siswa yang juga diduga terjangkit hepatitis A.

Untuk itu, sampai hari kemarin telah ada 53 orang siswa SMPN4 Banjarbaru yang dinyatakan positif Hepatitis A.

“Jadi total keseluruhan sudah 53 siswa yang terinfeksi penyakit itu,” kata Jarot.

Dia menyampaikan, saat ini 53 siswa yang terjangkit hepatitis A sedang diistirahatkan di rumah untuk memulihkan kondisi mereka.

“Kami meliburkan mereka selama satu bulan. Sebab, kalau di bawah 25 hari virus hepatitis masih bisa menular,” ucapnya.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir penularan hepatitis A di SMPN 4 Banjarbaru, dia mengimbau kepada semua guru untuk mewajibkan para siswanya hidup lebih bersih.

“Kalau mau makan kami wajibkan mencuci tangan pakai sabun,” paparnya.

Dan ke 53 siswa yang diistirahatkan kemungkinan besar tidak dapat mengikuti ujian semester yang sedang berlangsung saat ini.

“Bagi yang sudah agak fit, langsung kami minta ujian susulan di rumah. Tapi yang belum fit, kita tunggu sampai sembuh,” pungkasnya.

Secara terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru Abu Hanifah membenarkan bahwa tim surveilans mereka telah menemukan puluhan siswa SMPN 4 Banjarbaru terinfeksi hepatitis A.

“Tapi, jumlah yang kami terima belum sampai 53 kasus. Karena laporan dari beberapa rumah sakit yang positif hanya 20 orang,” ucapnya.

Dikatakannya saat ini pihaknya sedang berupaya agar virus hepatitis A tidak menyebar ke siswa lain. Yakni, dengan cara mencari tahu dari mana virus tersebut berasal.

“Sample makanan yang dijual di sana sudah kami ambil untuk mengecek apakah virus itu berasal dari makanan atau tidak,” katanya.

Ia menjelaskan, penularan virus hepatitis A sendiri menurutnya sangat cepat dan bisa melalui apa saja. Seperti, makanan dan alat makan yang dipakai secara bersama-sama.

“Tangan kurang bersih saat makan juga bisa tertular,” jelasnya.

Namun dikarenakan hal ini hanya terjadi di SMPN 4 Banjarbaru dan tidak ditemukan di sekolah atau tempat lain. Sehingga Pemko Banjarbaru belum menetapkan kasusnya jadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Cuma ada di sekolah itu. Kalau misalnya kasus merata di Banjarbaru, baru ditetapkan KLB,” pungkasnya.

Baca Juga:Pemkot Banjarbaru Soroti Persebaran Penyakit Diabetes

Baca Juga:Apa Itu Encephalitis, Penyakit yang Diderita Mendiang Bek Timnas U-16 Alfin Lestaluhu

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner