Tak Berkategori

Efek Perang Dagang AS-Tiongkok, BI: 2020, Diprediksi Pertumbuhan Ekonomi Belum Pulih

apahabar.com, BANJARMASIN – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (Kalsel), Herawanto, mengatakan dampak perang dagang Amerika…

Featured-Image
Pertemuan tahunan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Rabu (11/12). Foto-apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN –Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (Kalsel), Herawanto, mengatakan dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tidak hanya berdampak pada dua negara itu, namun juga berdampak buruk bagi ekonomi global.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada 2019 dan kemungkinan belum akan pulih di 2020 akan datang.

Bahkan, lanjutnya, kebijakan moneter belum tentu selalu efektif kalau hanya bekerja sendiri. Sertapenurunan suku bunga dan injeksi likuiditas di banyak negara belum mampu menyelamatkan ekonomi dunia tidak terkecuali di Indonesia dan Kalimantan Selatan

“Peringatan Bapak Presiden dalam Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, Oktober tahun lalu, dengan merujuk kepada film Game of Throne menjadi kenyataan. Musim dingin telah tiba. Kita harus mampu menghadapinya,” Kata Herawanto saat pertemuam tahunan di Kantor Bank Indonesia Kalsel, Rabu (11/12).

Akibatnya sepanjang 2019 ekonomi Kalsel tumbuh sedikit melambat, dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu BI menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Kalsel pada 2019 kembali menghadapi tantangan dari tertahannya kinerja ekspor dan pertambangan batu bara. Sehingga pertumbuhan pada 2019 diprakirakan lebih rendah dibanding 2018.

Namun BI memproyeksikan pada 2020, perekonomian Kalsel berpeluang meningkat seiring pemulihan kinerja ekspor dan pertambangan batu bara serta meningkatnya industri pengolahan.

Sementara inflasi Kalsel di 2020 akan tetap terkendali sejalan dengan sasaran inflasi nasional yang lebih rendah sebesar 3,0 atau kurang lebih1 persen.

Namun dengan catatan, bahwa apa yang telah tertulis dalam program Roadmap TPID Provinsi/Kabupaten/Kota di Kalsel dapat kita jalankan dengan baik.

BI menyebut ada tiga poin yang bisa dilakukan saat untuk mengantisipasi hal tersebut yakni dengan sinergi, transformasi dan inovasi.

Tiga poin itu adalah kunci untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Kalsel menuju Indonesia maju. Selain itu peran serta peningkatan hilirisasi juga menahan ketidak satibala ekonomi daerah.

Program pemerintah yang pengolahan B20,B30 hingga B50 bisa di manfaatkan untuk menjaga tingkat kestabilan ekonomi daerah.

Baca Juga:Rupiah Menguat, Efek Perang Dagang?

Baca Juga:Lewat The Purun Label, Purun Banjarbaru Naik Tahta !

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner