Tak Berkategori

Inflasi Meningkat, BI Kalimantan Selatan Menyasar Sektor Pertanian

apahabar.com, YOGYAKARTA – Selama setahun, Bank Indonesia (BI) perwakilan Kalimantan Selatan mencatat kalau inflasi Banjarmasin mengalami…

Featured-Image
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selaran menggelar Refreshment Kebangsentralan Jurnalis Ekonomi Kalimantan Selatan di Yogykarta. Foto-apahabar.com/Riyad Dafhi

bakabar.com, YOGYAKARTA – Selama setahun, Bank Indonesia (BI) perwakilan Kalimantan Selatan mencatat kalau inflasi Banjarmasin mengalami peningkatan sebesar 4,11 persen.

BI memasang target tingkat inflasi pada angka 3,5 persen atau kurang lebih 1 persen agar seiring dengan seimbangnya perkembangan inflasi di berbagai daerah di Kalsel.

“Produksi dan distribusi saat ini mempengaruhi inflasi berbagai daerah, baik sektor keuangan, angka finansial dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Multi-inflasi dari bulan Januari hingga Oktober naik sebesar 03,22 persen. Kita per bulannya, kisaran sebesar 0,16 persen saja. Maka dari itu para jurnalis berhak mengetahui dengan tujuan refreshment ini," ucap Deputi Direktur BI Kalsel Dadi Esa Cipta pada acara bertajuk Refreshment Kebangsentralan Jurnalis Ekonomi Kalimantan Selatan di Yogyakarta, Jum’at (2/11).

Guna membantu pertumbuhan ekonomi daerah, BI Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan membuka program pemberdayaan sektor riil atau petani dan UMKM melalui pola klaster.

Klaster sendiri adalah suatu pola usaha yang terhimpun, berjaringan atau terlembaga diantara para petani sehingga dapat membantu satu sama lain.

Adapun sektor yang dipilih antara lain didasarkan pada kriteria komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi di suatu daerah tersebut.

Dengan demikian fasilitas itu dapat membantu meningkatkan pasokan, memperbaiki jalur distribusi serta mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif. Meskipun demikian, program juga dilakukan pada komoditas yang berorientasi ekspor atau komoditas unggulan wilayah.

Salah satu upaya pembangunan usaha dengan pola klaster yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah membuka Agro Edu Park di sejumlah wilayah diantaranya Rumah Pangan Lestari di Landasan Ulin, Kalimantan Selatan.

Agro Edu Park adalah suatu tempat yang menjadi sarana untuk mensosialisasikan bagaimana cara bertani seperti memelihara bibit atau menjaga tanaman dengan baik.

Manajer fungsi pengembangan UMKM Aryo Wibowo menambahkan pihaknya kini telah mengembangkan klaster-klaster di 13 kabupaten/kota di Kalsel.

Disana, pihaknya mencoba membantu petani dengan mengajarkan agar menciptakan potensi bibit dan tanah yang baik. Salah satunya, kata dia, misalnya kotoran sapi di Tanah Laut dapat dipotensikan sebagai pupuk dan didaur ulang kembali.

Selain itu, ada juga 10 ribu meter tanah Agro Edu Park yang dibangun BI di Banjarbaru. Upaya mereka mendorong para klaster, UMKM dan pesantren, dapat memanfaatkan dan meningkatkan daya saing tersebut.

“Ya, kami BI pernah berkunjung ke sebuah pesantren tradisional di Kalsel, awal rencana hanya mengajak tawaran kerjasama dalam penanaman bibit pohon hidroponik. Kami kasih 500 Juta buat modal tanam, malah mereka tolak. Mungkin kiranya BI berpolitik,” ujarnya.

Menurut Aryo, padahal potensi pesantren dengan jumlah santrinya yang banyak dapat dipotensikan dari segi tenaga dan halaman pesantren yang cukup luas.

Akhirnya, ia bersama BI memiliki tujuan untuk meningkatkan potensi kedaerahan dari sektor tersebut menjadi terhambat. Akibat kesadaran daerah yang masih terbilang rendah.

“Saya berharap para klaster dan UMKM terus meningkatkan kualitasnya serta dari segi inflasi di daerah dapat menstabilkan dari target awal kami. Dan konsumen juga produsen (petani) berjalan seimbang agar sesuai kebutuhan masyarakatnya terpenuhi,”

Baca Juga: Banjarmasin Alami Inflasi 0,06 Persen, Intip Pemicunya

Baca Juga: Faktor Alam dan Tingginya Operasional Rumah Sakit Menjadi Pemicu Inflasi di Kalsel

Reporter: Riyad Dafhi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner