Pemkab Barito Kuala

Disokong Investor Kanada, IPB Tambah Sekolah Peternakan Rakyat di Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Dinilai memiliki potensi peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menyasar Barito Kuala sebagai…

Featured-Image
Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, menerima audiensi SPR Institut Pertanian Bogor (IPB). Foto-Humpro Setda Batola

bakabar.com, MARABAHAN – Dinilai memiliki potensi peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menyasar Barito Kuala sebagai lokasi Sekolah Peternakan Rakyat (SPR).

IPB sudah menginisiasi pembentukan SPR Wanaraya sejak 2018. Program tersebut telah melahirkan beberapa alumni yang berhasil menjadi peternak, terutama sapi Bali.

Selanjutnya bersama perusahaan finansial dari Kanada, Infrabanx, IPB berencana mendirikan SPR lagi di Kecamatan Barambai mulai 2020.

Rencana tersebut ditindaklanjuti melalui audiensi dengan Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, Senin (25/11).

“Kami berharap semakin erat sinergitas antara akademisi dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan peternak melalui program-program SPR,” papar Prof Dr Ir Muladno MSA, Ketua SPR IPB.

SPR sendiri muncul dari gagasan untuk memberdayakan peternak skala kecil yang mengusahakan sekitar 98 persen ternak di Indonesia.

“Mereka yang sudah menjadi alumni SPR juga terus didampingi melalui Persatuan Alumni Sekolah Peternak Rakyat Indonesia (SASPRI),” imbuhnya.

Selain mengubah cara berpikir dan pengetahuan teknik berternak, persoalan pakan ternak sudah diatasi melalui pengadaan mini feed mill di SPR Wanaraya. Demikian pula pengontrolan harga jual ternak dan daging di tengkulak.

“Saya berterimakasih kepada IPB yang membagikan pengetahuan kepada peternak bersistem kerjasama dan pembagian peran antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, swasta dan peternak,” sahut Noormiliyani.

“Kedepan kerjasama dengan IPB tidak hanya di bidang peternakan, tetapi juga pengembangan teknologi-teknologi pertanian,” tambahnya.

SPR tidak berbentuk sekolah formal, karena dibentuk dalam satu kawasan pemukiman peternak berskala kecil. Mulai dari satu dusun atau satu desa atau satu kecamatan.

Sementara pendampingan dilakukan mentor berkompeten selama empat tahun berturut-turut, atau sampai kondisi ternak dan ekonomi meningkat.

Mentor tersebut berasal dari Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta Fakultas Ekologi Manusia.

Setelah dididik SPR, peternak tidak lagi menjual hewan ternak di rumah, menghindari terlalu cepat melepas ternak berkualitas baik dan mempertahankan ternak berkualitas buruk.

Baca Juga: Marabahan Juara Festival Habsy Batola

Baca Juga: Tak Cuma Juara, Sasirangan Batola Juga Berdesain Limited Edition

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner