Kalsel

Cerita Kopral Parhan, Kakek Pahlawan Penyeberang Jalan yang Sudah 4 Kali Ditabrak

apahabar.com, BANJARMASIN – Ketika melintas di Jalan Pangeran Samudera kawasan Masjid Noor Banjarmasin, ada seorang kakek…

Featured-Image
Korpal Parhat yang selalu membantu mereka yang mau menyeberang jalan di kawasan Jalan Pangeran Samudera Banjarmasin. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN - Ketika melintas di Jalan Pangeran Samudera kawasan Masjid Noor Banjarmasin, ada seorang kakek yang selalu turun membantu mereka yang hendak menyeberang.

Tanpa berharap imbalan, ia dengan ikhlas membantu siapa pun yang mau menyeberang. Siapakah sosok pahlawan yang satu ini? Dia adalah Parhan Effendi. Begitu identitas kakek berusia 73 tahun itu.

Kakek punya 39 orang cucu ini akrab disapa Kopral. sebutan itu karena pangkat terakhir yang diraihnya adalah Kopral. Waktu itu Kopral Parhat membela tanah air dalam satuan angkatan darat era 1990.

Meski berstatus veteran, warga yang terdiri dari karyawan rumah toko (ruko) Jalan Pangeran Samudera selalu butuh uluran tangannya ketika ingin menyeberang.

Tak luput dari pantauan pedagang hingga PNS turut dibantunya. Parhan berdiri tegak dari pukul 09.00 hingga 17.00 Wita.

Bermodal tongkat ditambah aksesoris bendera berwarna merah berukuran sedang bisa memberhentikan sepeda motor, mobil bahkan alat berat sekalipun.

Seorang datu dari tiga orang buyut ini tak memiliki waktu kerja tetap. Sifatnya hanya fleksibel, tergantung kesehatan tubuhnya.

Namun ketika Kopral Parhan tidak terlihat, warga sekitar merasa begitu kehilangan. Mereka beranggapan seakan ada yang hilang dari di Jalan Pangeran Samudera.

Padahal kehadiran Parhan disana cuma sukarela semata. Tak butuh dorongan apalagi bantuan orang lain.

“Kita ikhlas membantu, tidak memintai warga juga,” ujarnya saat ditemuibakabar.com.

Warga Sungai Miai ini telah melakoni pekerjaan membantu merea yang menyeberang sudah puluhan tahun lamanya.

Semua berawal dari kecelakaan hebat pada tahun 2015. Peristiwa itu meninggalkan luka mendalam karena menewaskan satu orang korban.

Tak ingin kejadian itu terulang kembali, ia bekerja secara sukarela. Secara kasat mata, fakta dilapangan tidaklah mulus. Berdasar pengakuan, Parhan sudah empat kali ditabrak.

Tahun 2018 sebanyak 2 kali. Ditahun berikut tambah 2 lagi. Semua penabrak adalah penggunaan jalan pemakai sepeda motor.

Pengalaman yang paling berkesan baginya adalah di tahun ini, karena meninggalkan bekas luka di badan.

Ceritanya, Parhan melihat saat itu pengendara berjenis kelamin wanita tak fokus karena memainkan handphone. Berselang beberapa meter saja, ada terlihat warga ingin menyebarang jalan.

Bagaikan pahlawan langsung dirinya menarik warga dan mengorbankan dirinya tertabrak. Untuk kecepatan pengguna sepeda motor itu pelan, sehingga keduanya tak membutuhkan perawatan serius.

“Ditabrak 4 orang semuanya perempuan, dari kejadian saya ingin menyelamatkan orang menyebarang jalan,” tuturnya.

Walaupun ada jatuh bangun dalam menjalankan tugas sosial, tak membuat Parhan patah semangat. Besok hari lagi dan seterusnya ia tetap melakonimya.

Sebab dari cerita ada saja warga yang sering membelikannya sebuah rezeki berupa makanan setiap harinya. Belum lagi hadiah sepasang baju, celana hingga sepatu.

Rezeki bermacam macam merupakan hasil kerja kerasnya bekerja secara sukarela tanpa pamrih.

Hasil tersebut tidak diharapkan Parhan terjadi. Penolakan atas pemberian warga kerap kali ia ucapkan. Namun ia tak bisa menyanggah rezeki yang berasal dari mereka. Tentunya tanpa ada unsur paksaan apapun.

“Saya niatnya cuma membantu, tak ada yang lain. Niat awal semoga orang pengguna jalan atau warga selamat sampai ke tujuan,” pungkasnya.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Dandim 1006 Martapura: Tingkatkan Rasa Nasionalisme

Baca Juga: Refleksi Hari Pahlawan, Tempat Tinggal Pejuang Veteran di Kalsel Masih Memprihatinkan

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner