Kalsel

Peringatan Sumpah Pemuda, Milenial Diingatkan Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan

apahabar.com, BANJARMASIN – Kaum milenial diharapkan benar-benar bisa memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini. Termasuk…

Featured-Image
Ilustrasi Sumpah Pemuda. Foto-Tribunnews.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Kaum milenial diharapkan benar-benar bisa memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini. Termasuk di Banjarmasin.

Dikatakan Duta Bahasa Kalsel, Siti RosyianiKhalisha, secara umum generasi milenial menjadi ujung tombak sebuah perubahan. Mereka memegang peranan penting dalam sebuah kemajuan negara.

Termasuk dalam pengutamaan Bahasa Indonesia sebagai satu diantara poin dari Sumpah Pemuda. Poin bicara menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

“Zaman modern membuat masyarakat berlomba menguasai bahasa asing yang lama kelamaan sudah menjadi tuntutan perkembangan zaman,” ucap mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP ULM Banjarmasin ini.

Hal demikian kemudian menjadi ancaman dan tidak menutup kemungkinan bahwa Bahasa Indonesia akan tergantikan.

Namun, sebagai pemuda-pemudi yang menjunjung tinggi bahasa Indonesia, iamenyakini harus bertindak dan menjadi contoh yang baik terhadap lingkungan sekitar.

Dimulai dari diri sendiri dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terlebih di zaman yang sangat mudah menyampaikan pendapat dan informasi seperti sekarang.

“Menguasai bahasa asing memang perlu dan sangat disarankan, tapi jangan sampai hal itu membuat kita lupa terhadap bahasa negara kita, bahasa Indonesia,” tegasnya.

Nada serupa juga disampaikan mahasiswi Psikologi ULM Banjarbaru, Rima Anjani.

Ia beranggapan tepat 91 tahun yang lalu semangat persatuan dan gotong royong para pemuda dari seluruh Indonesia melahirkan suatu gagasan luar biasa bernama Sumpah Pemuda.

“Kini semangat itu harus kembali kita hadirkan dalam bentuk kolaborasi antar seluruh lapisan masyarakat dengan berinovasi dan melahirkan karya untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya.

Lebih lanjut Rima juga mengingatkan, dalam berpendapat apalagi mengkritik sebaiknya harus dibarengi dengan saran. Sebab, jika seseorang mengeluarkan pendapat yang mengkritik tanpa adanya saran, bisa-bisa pendapat itu bisa menjatuhkan seseorang.

“Boleh berpendapat, mengkritik, tapi harus bijak. Jangan sampai kritikan tapi tak ada saran. Itu jatuhnya bisa menjadi bully,” tutupnya.

Baca Juga: Sumpah Pemuda, Menpora Pinta Pemuda HST Miliki Intelektual dan Skil Kepemimpinan

Baca Juga: Pilwali Banjarmasin: Ibnu Sina Maksimalkan Momen Sumpah Pemuda

Baca Juga: Hj. Sadariah Salurkan Bansos di Batulicin

Reporter: BahaudinQusairi
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner