bakabar.com, BANJARMASIN – Masih ingat dengan video promosi pariwisata Kota Banjarmasin yang dicibir warganet?
Malam tadi, Selasa (15/10), video kontroversi ini didiskusikan dengan para penggiat per-filman di Banua. Diskusi di Cafe Rumah The Panas Dalam Banjarmasin, Jalan Sutoyo S, Teluk Dalam berlangsung hangat. Hadir pula perwakilan dari Pemkot Banjarmasin.
Tak cuma banjir kritik, masukan positif mewarnai jalannya diskusi. Jalannya diskusi dipandu oleh Pemimpin Redaksi bakabar.com, Budi Ismanto selaku moderator. Tema yang diangkat 'Kupas Tuntas Video Promo Wisata Kota Banjarmasin'. Puluhan orang tampak hadir. Termasuk sejumlah pakar. Salah satunya Sineas Banua Ade Hidayat.
Menurutnya, kreator atau filmmarker Banjarmasin tak kalah bagus dengan karya anak luar. “Asal cukup dukungan dari berbagai pihak terutama pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah daerah,” tuturnya membuka diskusi.
Agar langkah yang diambil tak menjadi blunder, Ade mendorong Pemkot Banjarmasin untuk urun rembuk dengan para sineas lokal.
“Duduk bersama membicarakan konsep proyek video pariwisata mau dibawa ke mana,” jelas dia. Demikian agar menyatukan visi, menghilangkan prasangka dan membangun kepercayaan satu sama lain.
Ini juga menyikapi kesepakatan Pemkot Banjarmasin dengan rumah produksi luar daerah atas pembuatan 'Banjarmasin of Thousand Rivers'. “Setahu saya, pemerintah tidak ada berunding dengan kami untuk membuat video pariwisata ini,” kata dia.
Arif Rahman, Videografer Banjarmasin lainnya turut mengkritik video yang viral di halaman sosial media Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina itu. Menurutnya, jika orang Banua yang mengelola pembuatan proyek video pariwisata maka ada nilai tambahnya. Antara lain anggaran lebih kurang keluar daripada menggunakan tenaga orang luar.
Namun ketika berpikir begitu, jangan sampai harga yang ditawarkan pemerintah lebih sedikit dari biasanya. “Pertama anggaran akomodasi kru pasti berkurang dibanding membayar orang luar, tetapi harganya jangan kurang karena kada adil dan biasanya emang begitu,” katanya.
Di sisi lain, ia menilai dari segi editing-nya, video ini sangat membosankan. Storytelling-nya tidak jelas, alur dan ritme berantakan, penggunaan transisi yang berlebihan, slow motion yang dipaksakan, dan grafis yang seadanya.
Kalaupun video ini digunakan, dirinya tak yakin banyak turis yang mau datang usai menonton video tersebut. Video dianggap tidak mencerminkan keadaan Kota Banjarmasin. “Kami ingin Pemkot mesti lebih profesional dalam mengembangkan konten kreatif, khususnya dalam hal pengembangan pariwisata,” tegasnya.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin Khuzaimi yang turut hadir dalam diskusi turut angkat bicara. Pertama, Khuzaimi memberikan aspirasi atas kritikan dan saran dari para ahli tadi.
Namun, ia berdalih cuplikan dalam video sengaja dibuat sedemikian rupa. Menonjolkan pariwisata Kota Seribu sungai. Sah sah saja, mengingat Wali Kota Ibnu Sina hendak mewujudkan Banjarmasin sebagai pintu pariwisata Kalsel.
Saat ini, kata dia, peluang untuk mencapai mimpi tersebut telah di depan mata. Dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, kata dia, baru di pemerintahan Ibnu Sina yang konsen mengarap potensi wisata susur sungai.
“Silakan saja ke tempat lain mencontoh baik pariwisata, ekonomi kreatif hingga kulinernya karena itu adalah efek keinginan kita,” harapnya.
Ia menilai dari 'Banjarmasin of Thousand Rivers' yang ditujukan untuk mempromosikan pariwisata berpotensi membangun insfratruktur Banjarmasin ke depannya. Sebab, kearifan lokal seperti wisata susur sungai dan budaya lainnya dinilai hanya ada di Banjarmasin. Tak hanya itu, juga ada wisata religi yang tengah viral hingga kancah internasional.
“Dalam video itu ada juga kulinernya. Terlepas dari itu kita harus bangga ikut mempromosikan Banjarmasin,” pungkasnya.
Agar kejadian serupa tak terulang, ia berencana merangkul sineas Banua hingga videografer Banjarmasin. Duduk bersama merangkumkan konsep video promo wisata baru. “Nanti ke depan melibatkan para ahli dan stakeholder untuk membuat video promo. Konsep itu akan kami rekomendasikan ke Pak Ibnu Sina,” harapnya.
Sebab, menurutnya ketika ingin mempromosikan suatu daerah harus bertahap. Langkah per-langkah. Tidak bisa langsung loncat. “Demi mencapai mimpi itu keterlibatan semua elemen masyarakat sangatlah dibutuhkan,” ucapnya diplomatis.
Baca Juga: Kunjungi Rumah The Panasdalam, Bang Dhin Tampung Aspirasi Pemuda Kalsel
Baca Juga: VIDEO: Cafe Rumah The Panasdalam Resmi Dibuka
Baca Juga: Rapat di Cafe Rumah The Panasdalam, SMA 4 Banjarmasin akan Gelar Reuni Akbar
Baca Juga:BCG Bicarakan 'Sisi Gelap Kopi' di Café Rumah The Panasdalam
Baca Juga: Banjarmasin Nambah Tempat Nongkrong, Cafe Rumah The Panasdalam Resmi Dibuka
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah