Kalsel

Kisah Ipda Jody Dharma Mengungkap Narkoba, Berawal Nonton Film Detective Horatio

apahabar.com, BANJARMASIN -Rona bahagia terlihat jelas di wajah Ipda Jody Dharma, STIK saat menerima penghargaan atas…

Featured-Image
Ipda Jody Dharma (kanan) saat menerima penghargaan dari Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sumarto. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN -Rona bahagia terlihat jelas di wajah Ipda Jody Dharma, STIK saat menerima penghargaan atas keberhasilan mengungkap peredaran narkotika jenis sabu 2,7 kilogram bersama 15 anggota Polresta Banjarmasin lainnya.

Reward tersebut diberikan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sumarto dalam kegiatan Upacara bulanan di halaman Mapolresta pada Senin (28/10/2019).

Ketika berbincang dengan reporter bakabar.com seusai penyerahan piagam penghargaan, Ipda Jody Dharma mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penghargaan yang diterimanya itu.

Bahkan mantan Kanit Reskrim Polsek Banjarmasin Barat itu mengakui pemberian penghargaan sebagai bentuk tanggung jawab untuk dapat berbuat yang lebih baik lagi.

“Ucapan terima kasih kepada bapak Kapolresta bahwa kerja keras kami Satnarkoba dalam mengungkap perkara tersebut dihargai. Selanjutnya dengan Reward ini ke depan kami akan berbuat yang terbaik terutama dalam melayani masyarakat , sehingga kedepan Polri akan lebih dicintai masyarakat,”kata Ipda Jody Dharma mengawali perbincangan .

Ipda Jody Dharma adalah anggota Polri kelahiran Depok, 14 April 1994. Ia merupakan Akpol angkatan tahun 2016 yang bertugas di Satuan Reserse Narkoba Polresta Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di usia mudanya ia telah berhasil menorehkan catatan prestasi membangkan.

“Sejak kecil saya tidak memiliki prestasi apapun baik dari sekolah dasar hingga SMA. Saya adalah orang yang biasa saja di bidang akademik dan tidak ada yang dibanggakan dari saya. Perjalanan hidup saya mulai berubah ketika saya menginjak SMA,” tutur Ipda Jody.

Jody tak pernah menyangka akan menjadi seorang polisi. Karena yang dia citakan sejak kecil adalah menjadi seorang insinyur. Namun, garis hidupnya berkehendak lain. Dia akhirnya mengabdi di Korps Bhayangkara.

Ketika itu (masa SMA), Jody muda sangat menggandrungi film tayang HBO seputar ungkap kasus kejahatan. Berbagai film seperti detective horatio dan film serial breaking bad mampu membawa dirinya hingga menjadi seperti saat ini.

“Disinilah awal saya mulai bermimpi dan bercita-cita menjadi seorang polisi. Padahal sejak kecil saya sangat ini menjadi seorang insinyur. Saya teringat perkataan salah satu guru di SMA dulu. Beliau berkata, jika ada kemauan pasti ada jalan. Dan ini menjadi pelecut motivasi saya,” ucap Jody.

Tahun 2016, Selama 4 tahun dia digembleng di Akademi Kepolisian Semarang hingga lulus dengan pangkat Ipda. Jody akhirnya ditugaskan ke Polda Kalimantan Selatan di satuan Sabhara. Seluruh polisi baru memang masuk jadi anggota Sabhara untuk sementara.

Berikutnya, Dia kemudian dipercaya menjadi Kanit Reskrim Polsek Banjarmasin Barat sejak tahun 2018 lalu. Dan di pertengahan 2019 ini, polisi yang mengaku sangat mengidolai sosok ibunya ini bertugas di Sat Narkoba Polresta Banjarmasin dengan jabatan Kanit 2 Sat Narkoba.

“Semua yang telah saya raih ini berkat bimbingan dan doa dari orang tua. Kedua orang tua saya yang ada di pulau jawa, tidak pernah putus teriring kepada saya,” ucapnya.

Selama 3 tahun menjadi insan Tribrata sejak lulus dari Akpol Semarang pada 2016 silam, Ipda Jody mengaku tidak ada pengalaman duka yang dia rasakan. "Kalau sukanya ada banyak sekali. Karena saya sangat menikmati tugas sebagai seorang polisi," kata Jody.

Sedangkan cerita menarik selama menjadi polisi, dia mengaku ada banyak. Namun, dia enggan merincinya satu per satu. "Sejak pertama menjadi polisi di Sat Sabhara Polda Kalsel hingga kini di Sat Narkoba Polresta Banjarmasin adalah pengalaman yang seru. Tugas-tugas di kepolisian sangat saya nikmati.” Pungkas kekasih Occi Hunne itu.

Baca Juga:Kaltim dan Kalteng Kirim Utusan Sumpah Pemuda di Kaki Gunung Meratus

Baca Juga:Peringatan Sumpah Pemuda, Milenial Diingatkan Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan

Reporter: Eddy Andriyanto
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner