bakabar.com, BANJARMASIN – Kinerja Bank Kalsel cabang DKI Jakarta mendapat sorotan. Bahkan, jika dianggap tidak menguntungkan lebih baik tutup.
Setidaknya hal itulah yang disarankan Ketua Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Imam Suprastowo sebelum bertolak ke Jakarta, Senin (7/10).
Di sana, pihaknya ingin mengecek sejauh mana kinerja Bank Kalsel Cabang DKI selama ini.
Terutama mengenai tingginya rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet dan rasio beban operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) bank milik daerah tersebut.
“Jika dinilai tidak terlalu menguntungkan dan justru terus merugi karena tingginya rasio NPL dan BOPO, maka Pemprov Kalsel tidak perlu mempertahankan Bank Kalsel cabang DKI, dan fokus pada pengembangan di daerah,” ungkap Imam Suprastowo dikutip bakabar.com dari Antara.
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menegaskan, perkembangan usaha Bank Kalsel cabang DKI Jakarta perlu dicek sebagai bahan evaluasi terhadap BUMD.
Apalagi dewasa ini menurutnya seluruh bank berebut pasar. Sementara Bank Kalsel cabang DKI Jakarta tergolong kecil.
Sedangkan biaya operasional terkait sewa kantor dan hal-hal lainnya turut mempengaruhi beban cabang Bank Kalsel di ibu kota negara tersebut.
“Oleh sebab itu, kita ingin mendalami lagi kemampuan Bank Kalsel cabang DKI Jakarta untuk bertahan dan berkembang, di tengah besarnya biaya operasional yang harus keluar,” jelas wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VII/Kabupaten Tanah Laut (Tala) dan Kota Banjarbaru itu.
Ia pun berjanji hasil kunjungan ini akan disampaikan kepada pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel. Sehingga dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap salah satu lini usahanya itu.
Baca Juga: Inkindo dan Perkindo Gelar Dialog Hukum Lagi, Apa Hasilnya?
Baca Juga: Sudah Online, Pengusaha di Batola Bisa Urus Izin Dari Rumah
Sumber: Antara
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin